*TPNPB-OPM Naik Pitam, TNI/Polri, ASN, Masyarakat Akan Jadi Target
Pangdam XVII/Cenderawasih: Bila Masyarakat Terganggu, TNI Akan Bertindak
JAYAPURA – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Kodap III Ndugama-Darakma di bawah pimpinan Egianus Kogeya menyampaikan bahwa tiga anggotanya ditemukan tewas usai diserang oleh aparat keamanan.
Serangan aparat itu dilakukan pukul 03.00 WIT pada 1 September lalu. Pimpinan TPN OPM Alguru, Armi Tabuni melaporkan bahwa pihak TNI masuk pada subuh hari. “Serangan ini dilakukan subuh, anggota kami sedang tertidur dan penyerangan itu dilakukan dengan membabi buta sehingga ada anggota kami yang tewas,” tulis Armi seperti disampaikan Jubir TPNPB, Sebby Sembom, Sabtu (2/9).
Dari serangan itu dikatakan ada tiga anggota TPNPB yang tewas yakni Ganti Gwijangge, Werak Lokbere dan Arikheba Kogeya. Armi menyampaikan bahwa TNI menggunakan granat peletus sehingga anggotanya terbakar dengan di dalam Pos Matoa dan 1 lainnya ditangkap. “Cuma apakah mati atau hidup kami belum bisa memastikan,” tambahnya.
Armi menyampaikan bahwa setelah mendapati informasi ini ia bersama pasukan lainnya langsung mengecek lokasi dan diakui ada bekas kaki pihak TNI/Polri dari Alguru menuju kota Kabupaten Nduga dan sudah menyeberangi Sungai Keneyam.
Sementara dari kejadian ini rupanya membuat Panglima Kodap III Ndugama-Derakma murka. Ia menyampaikan bahwa selama ini ia dan pasukannya masih menghargai masyarakat Nduga. Akan tetapi ia merasa dikhianati dimana ada masyarakat Nduga dari Keneyam yang membawa masuk pasukan hingga membuat tiga anggotanya tewas.
“Mulai hari ini sampai seterusnya kami akan tidur dan bangun sama-sama di Keneyam. Masyarakat dilarang keras naik truk ke Wilayah Batas Batu dan aktifitas penggalian juga tidak boleh lagi keluar masuk,” beber Armi.
Pihaknya bahkan mengancam tidak akan lagi melihat status musuh, apakah TNI-Polri, ASN, Bupati, juga akan menjadi target TPNOPM. “Ini termasuk masyarakat dan kami sudah umumkan dan hari ini kami tidak hitung masyarakat lagi,” ancamnya.
Armi Tabuni juga meminta klarifikasi soal satu anggotanya yang ditangkap. Ia meminta dijelaskan apakah anggotanya itu sudah mati atau masih hidup. “Segera beritahu kami tentang keberadaannya kalau tidak saya akan tutup mata untuk Keneyam,” wanti Armi.
Sementara Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan yang dihubungi melalui telepon selulernya membenarkan kejadian ini.
“Tindakan penyergapan ini adalah sebagai akibat dari penyerangan yang dilakukan KKB kepada masyarakat sipil beberapa waktu lalu di Batas Batu,” ujar Pangdam Izak.
Pangdam menegaskan bahwa kehadiran TNI di tengah-tengah masyarakat adalah untuk menjaga keamanan dan memberikan rasa nyaman. “Bila masyarakat terganggu, maka TNI akan bertindak,” tegasnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, operasi penyergapan ini dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Satgas Tim Taipur, Satgas Yonif MR 411 dan Satgas Elang yang dipimpin oleh Mayor Inf Cosmos.
Operasi ini telah berlangsung selama beberapa Minggu di kawasan Matoa, Kampung Alguru, Distrik Krepkuri, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan dan berakhir pada tanggal 1 September 2023.
Dan pada tanggal 1 September 2023 pukul 03.16 WIT dini hari, tim gabungan melakukan kontak senjata dan mengakibatkan tewasnya 3 anggota TPNPB dengan identitas antara lain Army Tabuni (Danyon Aluguru), Ganti Gwijangge dan satu lainnya belum terindentifikasi.
“Dalam operasi ini pasukan kita berhasil mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk senjata, amunisi, peralatan serta dokumen yang mengindikasikan aktivitas TPNPB-OPM, juga tidak ada korban di pihak TNI,” beber Izak Pangemanan. (ade/wen)