Siswa-siswi SMP YPPK Santu Paulus Abepura saat menunggu jemputan dan kendaraan umum untuk pulang ke rumah mereka, Di depan SMP YPPK Paulus Abepura, Senin, (12/9). Foto: Noel/cepos
JAYAPURA – Siswa SMP YPPK Santu Paulus Abepura terpaksa harus memilih jalan kaki ke rumah mereka karena tidak adanya kendaraan angkutan umum yang melakukan aksi mogok. Sopir angkot menuntut penyesuaian tarif pasca naiknya harga BBM.
Salah satu siswa SMP YPPK Paulus tersebut Brian mengatakan bahwa, Ketika pulang sekolah dirinya sering naik taksi/angkot untuk pulang tetapi karena adanya mogok para sopir taksi maka dirinya mengaku bingung apa harus jalan kaki atau seperti apa karena rumahnya di Waena.
” Benar kami biasa naik taksi kalau pulang Saya punya rumah di Waena tapi karena taksi tidak ada begini kami juga bingung mungkin jalan kaki atau bagaimana Karena rumah juga di Waena jadi,” katanya.
Disinggung soal apakah ada keluarganya yang menjemput ia mengatakan biasanya dijemput, tetapi orang tuanya bekerja di Keerom dan di kantor Provinsi Papua maka dirinya biasa naik taksi.
“Sudah tidak ada taksi lagi terus yang nanti jemput juga orang tua kerja di Keerom sana terus ada juga di kantor Gubernur di provinsi jadi tidak tahu ini kita nanti jalan kaki atau bagaimana,” katanya dengan wajah kesal.
Sementara itu siswa lain, Edo mengaku kaget kalau tidak ada taksi yang harus dinaikinya saat pulang sekolah seperti biasanya.
“Oh tidak ada taksi k, adu kita pulang bagaimana ne,” katanya namun ini memilih untuk naik Gojek.
“Oh bisa sa naik gojek saja,”katanya.
Sementara itu dari pantauan Cenderawasih Pos para siswa di sekolah tersebut yang keluar terlihat kebingungan menunggu angkutan umum seperti biasanya, karena mereka harus pulang dengan kendaraan angkutan umum dan hingga saat ini mereka masih saja melakukan Antri di depan trotoar sekolah dengan harapan ada kendaraan yang bisa mengangkut mereka dan di jemput orang tua.(oel/tri).