JAYAPURA-Anggota DPR RI asal Papua Yan P. Mandenas meminta kepada pihak-pihak yang berkonflik di Papua agar segera berhenti dan lebih baik fokus terhadap bagaimana membangkitkan perekonomian masyarakat Papua. Hal ini ditegaskannya ketika menjadi bintang tamu pada program ngopi bareng redaksi Cenderawasih Pos di Gedung Graha Pene, Rabu (15/12)
“Pada kunjungan saya kali ini saya untuk memantau langsung penanganan konflik di Pegunungan Bintang dan juga Intan Jaya, pertama memang tugas kami di Komisi I bermitra dengan Kementerian Pertahanan, TNI, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Informasi dan Informatika dan BIN. Tugas utama fokus kami adalah bagaimana mendorong peran intelijen secara maksimal untuk mendetiksi bagaimana ancaman dari luar dan dalam negeri dan meminimalisir dinamika konflik Internasiona dan Nasional,”Ungkapnya.
Dirinya mengharapkan inflomentasi pertahanan dapat mendukung untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Panglima TNI yang baru terpilih dinilai sudah benar mendorong kebijakan khusus untuk Papua yang menekankan pendekatan teritorial wilayah, sehingga pasukan non organik yang ada di Papua di satuan Batalyon sudah dijadikan organik.
“Batalyon yang sudah tidak berfungsi lagi sudah ditarik, dan sedang kita jajaki batalyon dijadikan koramil dan kodim berdasarkan intruksin Panglima TNI,”sambungnya.
Pendekatan teritorial di Papua juga sudah pernah dibahas Yan bersama Menteri Pertahanan dan juga Panglima TNI yang baru secara konsisten ingin melakukan pendekatan teritorial tersebut dan hal ini juga didukung semua fraksi di Komisi I DPR RI.
“Untuk penanganan di Papua penanganan teritorial harus di kedepankan, pendekatan humanis dan kominikasi. Tentu semua ini akan dilakukan TNI bila sumberdayanya tersedia baik SDM, Materil dan moril harus benar-benar menunjang mereka,”tambahnya.
Penanganan Papua harus dilakukan secara terpadu dan tidak bisa dilakukan secara individual yang tidak akan berdampak pada penyelesaian. Ia meyakini konflik di Papua jika dilakukan terpadu maka akan selesai dengan baik.
Penanganan terpadu harus membagi mana yang menjadi tugas dan kewenangan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Papua dan juga mana tugas Pemerintah Kabupaten/Kota. Sehingga setiap intansi tidak terkesan bersajalan sendiri-sendiri dan saling melempar tanggungjawab.
“Lintas Kementerian, Pemerintah Daerah harus mendukung TNI untuk menggalang masyarakat, misalnya TNI melihat masyarakat potensinya pertanian sehingga Kementerian Pertanian harus mendukung tanaman, bibit, pupuk sehingga TNI mengajak masyarakat bertani. Ini yang selama ini belum ada dan ini kita dorong bagaimana sinergi dan keterpaduan dalam menangani Papua,”bebernya.
“Ekonomi dari saudara-saudara kita yang memberontak di pedalaman saya kira tidak adalagi alasan karena dana Otsus sudah turun di Kabupaten Kota sehingga bagaimana penyesuaian regulasi sehingga uang itu bisa dipakai untuk kepentingan saudara kita yang sampai saat ini masih berontak,”tambahnya.
Selain itu saat ini Yan Mandenas juga fokus untuk mengembangkan telekomunikasi di Papua karena dirinya menilai saat ini Papua dihadapkan di era digitalisasi yakni infrastruktrurnya yang harus dibangun. Telekomunikasi harus terhubung agar masyarakat dapat mendapatkan informasi yang positif sehingga dapat mengimbangi isu-isu negatif yang berkembang ditengah-tengah masyarakat.
“Dengan telekominikasi masyarakat Papua dapat melihat terbuka konflektifitas persoalan yang ada di Papua, Indonesia dan Dunia dan mengapa saya juga fokus perkembangan listrik karena dengan listrik ini, ketika bisa menerangi Papua maka disitulah masyarakat Papua merasakan adanya perubahan,”harapnya.
Menurutnya jalan dan jembatan belum tentu dapat menjamin masyarakat merasakan pembangunan tetapi listrik dan telekomunikasi ini sudah pasti dapat dirasakan masyarakat secara langsung. Karena listrik dan telekomunikasi adalah hal yang melekat dan kebutuhan sehari-hari masayrakat secara personal dan keluarga yang juga bisa berdampak pada perekonomian.
“Saat yang lain eforia bangun jalan dan jembatan saya coba mendorong listrik agar seluruh Papua ini terkoneksi dengan jaringan listrik dan telekomunikasi,”katanya.
Untuk mendukung itu Yan Mandenas coba bekerja sama berbagai mintra TNI, BIN, Kementerian Kominfo, BUMN, PLN, Telkomsel dan berbagai mitra lain. Menurutnya saat ini setelah 29 Tahun, Paniai telah berhasil menhadirkan listrik 24 jam dan telekomunikasi 4G.
Setelah Paniai dirinya fokus di Pegunungan Bintang dan tahun depan di Kabupaten Nduga dan Intan Jaya. Dirinya memastikan daerah sulit tersebut bisa terang dan dapat terhubung jaringan 4G.
“Puncak Jaya dan Puncak sudah ada kemajuan, sekarang Paniai, keempat di Pegunungan Bintang dan berikutnya Nduga dan Intan Jaya dan saya pastikan daerah sulit ini akan terhubung telekomunikasi,”bebernya.
Dirinya berharap pemerintah daeah harus memahami tugas dan fungsi mereka, terutama kepala daerah, mereka harus melakukan fungsi politik berarti menangani seluruh konfleksitas di Papua termasuk masalah keamanan.
“Harus mendukung tugas TNI dan Polri agar dapat menyelesaikan konflik yang terjadi didaerah, baik yang terjadi atas sita kondisi paska pilkada dan terakhir yang murni masyarakat memilih Papua Merdeka yang terus berkembang,”bebernya.
Ia mengajak seluruh masyarakat Papua untuk berfikir membangun kekuatan ekonomi, karena menurutnya dibelahan dunia manapun masyarakat tidak lagi berbicara politik yang tidak akan dapat memajukan suatu daerah dan bahkan tertindas, termajilinasi dan bahkan bisa musnah diatas tanah sendiri.
“Kita harus membangun kekuatan ekonomi karena itu yang bisa menjamin keberlangsungan hidup generasi Papua kedepan dan sampai beberapa puluh tahun kedepan akan bertahan karena ekonomi kita kuat, oleh sebab itu generasi muda saya mengajak untuk hentikan perpecahan politik dan kita masuk fokus menatap ekenomi kita kedepan,”Pungkasnya.(gin)