26.7 C
Jayapura
Friday, September 22, 2023

Tim Teofani Raja Yeri Howay Ziarah Makam Rasul, Nabi dan Pdt. Orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat

BIAK – Memperingati HUT Teofani ke-72, tahun 2023 di Tanah Ayamaru, Aitinyo dan Aifat ( A3) Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat Daya, Tim Teofani Keturunan Raja Teofani Pither Howay, yakni Raja Yeri Howay bersama Philipus Howai, Paskaslis Howay melakukan ziara ke makam rasul dan nabi orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat Pdt. Ruben Rumbiak, S.Th di Kabupaten Biak Numfor, Papua.
Dalam ziarah itu Tim Teofani membersihkan, mempugar rumah pusara rasul dan nabi orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat, Pdt. Ruben Rumbiak, S.Th dan isterinya, almarhuma Lidia Rumbiak di Kampung Ambroben Sup, Sabtu,(16/9) sekaligus melakukan ibadah syukur di bersama pendeta, majelis dan anggota jemaat GKI Silo Ambroben di gedung gereja jemaat setempat.
Ketua Panitia Teofani ke-72 tahun 2023 di Tanah Ayamaru, Aitinyo dan Aifat, Philipus Howay mengatakan, Teofani adalah peristiwa penampakan sosok ilahi ( Tuhan ) semesta alam kepada manusia, yang mana khusus di Wilayah dan Tanah Ayamaru, Aitinyo dan Aifat, penampakan sosok ilahi atau Tuhan semesta alam itu dilakukan melalui hambahNya Pdt. Rumben Rumbiak, S.Th.
Pdt. Ruben Rumbiak menurut dia adalah seorang pendeta atau pelayan Tuhan yang di utus Tuhan dari Tanah atau Pulau Karang Biak untuk melayani di Bumi Ayamaru, Aitinyo dan Aifat. Dalam pelayanannya, Tuhan semesta alam menyampaikan empat hukum kepada orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat melaluinya.
Ada empat hukum itu kata dia yang pertama adalah menjaga persatuan, yang kedua memelihara kerendahan hati, yang ketiga memelihara KASIH dan yang ke empat memelihara kehormatan. Empat hukum itu kata dia menurut pesan Tuhan semesta alam melalui Pdt. Ruben Rumbiak bila dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat maka dalam 10, 15, 20 sampai 30 tahun orang-orang A3 akan menjadi pemimpin di Papua.
“Empat hukum itu berhubungan dengan sesama manusia dan merupakan bagian dari Alkitab itu sendiri tentang bagaimana hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan manusia. Itu buah-buah roh dan hukum kasih,”jelas Philipus Howai kepada Cenderawasih Pos usai ibadah syukuran Teofani di gedung gereja Jemaat GKI Silo Ambroben.
Jadi kata dia tujuan tim teofani berziarah ke makam rasul dan nabi Ayamaru, Aitinyo dan Aifat Pdt. Ruben Rumbiak adalah dalam rangka memperingati HUT Teofani, mengenang peristiwa terjadinya Teofani, yaitu peristiwa penampakan Tuhan semesta alam melalui Pdt. Ruben Rumbiak di Kayahai atau Kambuaya pada 21 Oktober 1951 silam.
Dimana beliau di izinkan Tuhan semesta alam berjalan diatas air menyeberang Danau Ayamaru sejauh 4 Kilomoter untuk melerai pertikaian yang terjadi pada saat itu antar orang-orang di Wilayah Ayamaru, Aitinyo dan Aifat.
Setelah peristiwa itu kata dia, orang –orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat melihat ternyata pesan yang disampaikan Tuhan semesta alam melalui Pdt. Ruben Rumbiak, yaitu empat hukum, setelah dilakukan oleh orang – orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat, hal yang di janjikan ketika melakukan empat hukum itu benar-benar di genapi 10, 15, 20 – 30 tahun belakangan ini.
Oleh karena itu sebagai generasi muda ketiga peristiwa Teofani di tanah Ayamaru, Aitinyo dan Aifat menjadikan momentum tersebut sebagai momentum dimana Tuhan semesta alam memperhatikan orang Maybrat. Jadi pada setiap tahun, tanggal 21 Oktober memperingati sebagai hari teofani di Bumi Ayamaru, Aitinyo dan Aifat.
“Dan kemudian sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan semesta alam kami tidak memberikan atau membalas langsung waktu bapak Ruben Rumbiak masih hidup tapi kami lakukan itu dalam bentuk pembersihan, perbaikan pusara bapak Pdt. Ruben Rumbiak dan isterinya Lidia Rumbiak,”ujarnya.
Tim Teofani dari tanah Ayamaru, Aitinyo dan Aifat yang berzirah, membersihkan dan mempugar makam Pdt. Rumben Rumbiak sebanyak orang kemudian di tambah dengan anak dan cucu Raja Teofani Howay pertama yang ada di Jayapura, Wamena, Nabire dan Biak.
Pihilipus Howay menyebut ada lima Raja Ayamaru, Aitinyo dan Aifat yang memimpin saat Pdt. Rumben Rumbiak pelayanan di bumi Ayamaru, Aitinyo dan Aifat. Yakni raja Abraham Kambuaya, Simon Isir, Piter Howay, Markus Salossa, Habel Timonete.
Kedepan dari kegiatan ziarah makam, membersihkan, mempugar, doa syukur dan makan besama yang dilakukan dia berharap ada terjalin hubungan kerjasama, persekutuan sebagai orang percaya, bahwa orang Ambroben dan orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat adalah satu saudara.
“Kami berharap ke depan ini terus terjalin silaturahmi saling mengunjungi, ibadah bersama, kemudian juga kalau macam peringatan HUT Teofani juga di rayakan di sini terus di rayakan Ayamaru, Aitinyo dan Aifat karena ini adalah peristiwa Tuhan kepada semua umat manusia kebetulan turun di Ayamaru, Aitinyo dan Aifat tapi hukum itu untuk semua manusia,” ucapnya.
Hari Teofani 21 Oktober 1951 menurutnya akan di Perda-kan sebagai hari libur resmi di Tanah Ayamaru, Aitinyo dan Aifat , Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat Daya. Draf Perdanya kata dia sedang dipersiapkan oleh Raja Kambuaya 2, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, M.BA bersama tim penyusun di Jayapura.
“Isi rancangan perdanya belum saya lihat tapi sesuai hasil seminar rumah sakit umum daerah Maybrat itu akan dirubah namnya menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Ruben Rumbiak, Hari Libur Teofani dan tanda jasa kepada anak cucu Pdt. Ruben Rumbiak,”tuturnya.
Mengenai rencana pemindahan tulang belulang dari Pdt. Ruben Rumbiak kata dia mau di Maybrat atau di Biak akan dibicarakan dengan pihak keluarga, adat, gereja dan pemerintah sehingga tidak menimbulkan masalah.
“Pdt. Ruben Rumbiak adalah rasul dan nabi bagi kami, orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat karena begitu banyak pernyataan Tuhan yang digenapi melalui hambahNya. Bagi kami beliau sebagai abdi Allah penyambung lidah Tuhan semesta alam bagi kami,”ungkapnya.
Raja Teofani Howay 2, Yeri Howay selaku keturunan Raja Teofani Pither Howay meminta kepada Jemaat GKI Silo Ambroben,untuk bersama-sama mengangkat pesan dan makna Teofani sehingga Teofani ini bukan saja milik orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat tetapi juga milik orang Ambroben karena di dalamnya ada orang Ambroben, warga Jemaat GKI Silo Ambroben yaitu Pdt.,Rasul Ruben Rumbiak.
Sebagai Raja Teofani Howay 2 mengajak warga Jemaat GKI Silo Ambroben, keluarga besar 4 raja di Maybrat dan orang – orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat untuk berkoloborasi, mendukung, merindukan, mengangkat, mensosialisasikan dan mendengungkan Teofani sehingga Jemaat GKI Silo Ambroben pun ada rasa memiliki Teofani.
Sebab di Timur Tengah kata dia Tuhan Yesus berjalan di atas air, di Danau Galilea atau ada Nabi dan Rasul di Timur Tengah. Itu tercatat dalam Alkitab yang bisa di baca dan juga telah disampaikan atau diceritakan ke seluruh dunia.
Kejadian yang sama kata dia juga terjadi di Papua, yaitu di Danau Ayamaru, rasul pendeta Ruben Rumbiak berjalan diatas air menyeberang Danau Ayamaru untuk melerai situasi dan kondisi perang suku yang terjadi di seberang danau saat itu.
“Kita harus menceritakan ini ke Timur Tengah Teofani di sini, kita balik ceritakan ke Timur tengah yaitu ke Yerusalem, Yudea, Samaria. Teofani Timur Tengah sudah sampai ke ujung bumi di Papua jadi kita balik cerita Teofani Papua, nabi dan rasul Papua di ujung bumi kita ceritakan kesana jadi sama-sama,”ucapnya.
Yeri Howay juga mengajak warga Jemaat GKI Silo Ambroben bersama-sama melakukan empat pilar Teofani yatu menjaga persatuan, kerendahan hati, kasih dan kehormatan kepada semua orang.
Mengenai rancangan Perda tentang Teofani kata dia telah di susun Raja Teofani Kambuaya Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, M.BA di Jayapura. Bila Tuhan memimpin maka akan diseminarkan di Kambuaya. Bila cepat pada perayaan HUT Teofani 21 Oktober 2023 draf Perdanya diserahkan, di dalamnya mengatur banyak hal yang harus dilaksanakan di bumi Ayamaru, Aitinyo dan Aifat.
Mudah-mudahan bisa di bahas secepatnya, anggaranya sudah di siapkan oleh pemerintah daerah. Salah satu hal yang di atur dalam draf Perda itu hari Teofani 21 Oktober sebagai hari libur resmi di seluruh wilayah Ayamaru, Aitinyo dan Aifat. Nanti akan berkembang berlaku di seluruh Papua setelah draf Perdanya diserahkan ke Sinode GKI di Tanah Papua.
Hal yang sama disaksikan Elisabeth Rumbiak, putri Pdt. Ruben Rumbiak. Ia mengatakan sang ayahnya selalu mendoakan orang-orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat untuk menjadi pemimpin di Papua. Doa ayahnya di ijaba atau jawab oleh Tuhan semesta alam saat ini.
Ketua Dewan Adat Papua, Mananwar Yan Pit Yarangga mengatakan Teofani itu penting. Masyarakat Papua menurut dia harus paham semua hal yang menganut dogma Kristen.
Merujuk pada kesaksian Alkitab masyarakat Papua menurut dia harus yakin bahwa Peristiwa Teofani Tuhan semesta alam memberikan empat humum bagi orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat melalui Pdt. Ruben Rumbiak dan Pdt. Ruben Rumbiak berjalan diatas air itu pernyataan universal Tuhan semesta alam.
“Tidak sekedar di Timur Tengah, tapi di nyatakan di sini, kepada nenek moyang kita Tuhan menampahkan diri, terakhir kepada bapak Pdt. Ruben Rumbiak, di tanah Ayamaru, Aitinyo dan Aifat. Ini agenda Tuhan sedang berlangsung, tidak bisa kita ukur dengan kemampuan kita, akan berlangsung, tugas kita menyesuaikan dengan agenda Tuhan karena Tuhan mau menggenapkan perjanjiannya,”ujarnya.
Sebagai Ketua Dewan Adat Papua ia berterima kasih orang Ayamaru, Aitinto dan Aifat di tuntun oleh Tuhan semesta alam untuk membawa jalan rintis rasa duka seluruh rakyat Papua supaya Teofani Papua atau penampakan Tuhan semesta alam kepada orang Papua melalui orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat harus diakui dan di imani
Kebaktian Teofani menurut dia harus dilakukan setiap tahun agar pernyataan Allah di Papua yang di dengar dapat di turunkan kepada generasi Papua berikutnya agar rujukan mindset atau cara berpikir mengenai visi Tanah Papua harus clear karena Tanah Papua milik Tuhan, raja kita namanya Yesus Kristus.
“Saya sebagai kepala suku di Biak, orang Papua harus menghargai penyataan Allah diatas tanah ini, supaya kita menyaksikan kehadiran Tuhan di atas tanah ini kepada Timur Tengah dan dunia barat,”ucapnya
Banyak generasi Papua menurut dia tidak tahu tentang peristiwa Teofani Papua. Dia pun setelah pergi ke Danau Ayamaru baru tahu bahkan terkagum karena Simon Petrus dalam cerita Alkibat hanya berjalan diatas air dua meter setelah itu tercebur ke dalam air, sedangkan Pdt. Ruben Rumbiak berjalan diatas air sejauh 4 kilometer.
“Ini bukan soal Rubennya tetapi perkara Allah lewat Ruben bagi orang Ayamaru, Aitoyo dan Aifat,”tuturnya.
Ia berharap orang Biak menyadari hal tersebut terutama warga Jemaat GKI Silo Ambroben, , merujuk pada empat maklumat, ia mengajak orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat serta orang Ambroben untuk terus membangun komunikasi yang continue hari ini ke depan sebagai pandangan misi penyelamatan manusia, tanah dan sumber alam Papua (ren )

Baca Juga :  Bhabinkamtibmas Amankan Peletakan Batu Pertama





Reporter: Marten Boseren

BIAK – Memperingati HUT Teofani ke-72, tahun 2023 di Tanah Ayamaru, Aitinyo dan Aifat ( A3) Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat Daya, Tim Teofani Keturunan Raja Teofani Pither Howay, yakni Raja Yeri Howay bersama Philipus Howai, Paskaslis Howay melakukan ziara ke makam rasul dan nabi orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat Pdt. Ruben Rumbiak, S.Th di Kabupaten Biak Numfor, Papua.
Dalam ziarah itu Tim Teofani membersihkan, mempugar rumah pusara rasul dan nabi orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat, Pdt. Ruben Rumbiak, S.Th dan isterinya, almarhuma Lidia Rumbiak di Kampung Ambroben Sup, Sabtu,(16/9) sekaligus melakukan ibadah syukur di bersama pendeta, majelis dan anggota jemaat GKI Silo Ambroben di gedung gereja jemaat setempat.
Ketua Panitia Teofani ke-72 tahun 2023 di Tanah Ayamaru, Aitinyo dan Aifat, Philipus Howay mengatakan, Teofani adalah peristiwa penampakan sosok ilahi ( Tuhan ) semesta alam kepada manusia, yang mana khusus di Wilayah dan Tanah Ayamaru, Aitinyo dan Aifat, penampakan sosok ilahi atau Tuhan semesta alam itu dilakukan melalui hambahNya Pdt. Rumben Rumbiak, S.Th.
Pdt. Ruben Rumbiak menurut dia adalah seorang pendeta atau pelayan Tuhan yang di utus Tuhan dari Tanah atau Pulau Karang Biak untuk melayani di Bumi Ayamaru, Aitinyo dan Aifat. Dalam pelayanannya, Tuhan semesta alam menyampaikan empat hukum kepada orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat melaluinya.
Ada empat hukum itu kata dia yang pertama adalah menjaga persatuan, yang kedua memelihara kerendahan hati, yang ketiga memelihara KASIH dan yang ke empat memelihara kehormatan. Empat hukum itu kata dia menurut pesan Tuhan semesta alam melalui Pdt. Ruben Rumbiak bila dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat maka dalam 10, 15, 20 sampai 30 tahun orang-orang A3 akan menjadi pemimpin di Papua.
“Empat hukum itu berhubungan dengan sesama manusia dan merupakan bagian dari Alkitab itu sendiri tentang bagaimana hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan manusia. Itu buah-buah roh dan hukum kasih,”jelas Philipus Howai kepada Cenderawasih Pos usai ibadah syukuran Teofani di gedung gereja Jemaat GKI Silo Ambroben.
Jadi kata dia tujuan tim teofani berziarah ke makam rasul dan nabi Ayamaru, Aitinyo dan Aifat Pdt. Ruben Rumbiak adalah dalam rangka memperingati HUT Teofani, mengenang peristiwa terjadinya Teofani, yaitu peristiwa penampakan Tuhan semesta alam melalui Pdt. Ruben Rumbiak di Kayahai atau Kambuaya pada 21 Oktober 1951 silam.
Dimana beliau di izinkan Tuhan semesta alam berjalan diatas air menyeberang Danau Ayamaru sejauh 4 Kilomoter untuk melerai pertikaian yang terjadi pada saat itu antar orang-orang di Wilayah Ayamaru, Aitinyo dan Aifat.
Setelah peristiwa itu kata dia, orang –orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat melihat ternyata pesan yang disampaikan Tuhan semesta alam melalui Pdt. Ruben Rumbiak, yaitu empat hukum, setelah dilakukan oleh orang – orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat, hal yang di janjikan ketika melakukan empat hukum itu benar-benar di genapi 10, 15, 20 – 30 tahun belakangan ini.
Oleh karena itu sebagai generasi muda ketiga peristiwa Teofani di tanah Ayamaru, Aitinyo dan Aifat menjadikan momentum tersebut sebagai momentum dimana Tuhan semesta alam memperhatikan orang Maybrat. Jadi pada setiap tahun, tanggal 21 Oktober memperingati sebagai hari teofani di Bumi Ayamaru, Aitinyo dan Aifat.
“Dan kemudian sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan semesta alam kami tidak memberikan atau membalas langsung waktu bapak Ruben Rumbiak masih hidup tapi kami lakukan itu dalam bentuk pembersihan, perbaikan pusara bapak Pdt. Ruben Rumbiak dan isterinya Lidia Rumbiak,”ujarnya.
Tim Teofani dari tanah Ayamaru, Aitinyo dan Aifat yang berzirah, membersihkan dan mempugar makam Pdt. Rumben Rumbiak sebanyak orang kemudian di tambah dengan anak dan cucu Raja Teofani Howay pertama yang ada di Jayapura, Wamena, Nabire dan Biak.
Pihilipus Howay menyebut ada lima Raja Ayamaru, Aitinyo dan Aifat yang memimpin saat Pdt. Rumben Rumbiak pelayanan di bumi Ayamaru, Aitinyo dan Aifat. Yakni raja Abraham Kambuaya, Simon Isir, Piter Howay, Markus Salossa, Habel Timonete.
Kedepan dari kegiatan ziarah makam, membersihkan, mempugar, doa syukur dan makan besama yang dilakukan dia berharap ada terjalin hubungan kerjasama, persekutuan sebagai orang percaya, bahwa orang Ambroben dan orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat adalah satu saudara.
“Kami berharap ke depan ini terus terjalin silaturahmi saling mengunjungi, ibadah bersama, kemudian juga kalau macam peringatan HUT Teofani juga di rayakan di sini terus di rayakan Ayamaru, Aitinyo dan Aifat karena ini adalah peristiwa Tuhan kepada semua umat manusia kebetulan turun di Ayamaru, Aitinyo dan Aifat tapi hukum itu untuk semua manusia,” ucapnya.
Hari Teofani 21 Oktober 1951 menurutnya akan di Perda-kan sebagai hari libur resmi di Tanah Ayamaru, Aitinyo dan Aifat , Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat Daya. Draf Perdanya kata dia sedang dipersiapkan oleh Raja Kambuaya 2, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, M.BA bersama tim penyusun di Jayapura.
“Isi rancangan perdanya belum saya lihat tapi sesuai hasil seminar rumah sakit umum daerah Maybrat itu akan dirubah namnya menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Ruben Rumbiak, Hari Libur Teofani dan tanda jasa kepada anak cucu Pdt. Ruben Rumbiak,”tuturnya.
Mengenai rencana pemindahan tulang belulang dari Pdt. Ruben Rumbiak kata dia mau di Maybrat atau di Biak akan dibicarakan dengan pihak keluarga, adat, gereja dan pemerintah sehingga tidak menimbulkan masalah.
“Pdt. Ruben Rumbiak adalah rasul dan nabi bagi kami, orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat karena begitu banyak pernyataan Tuhan yang digenapi melalui hambahNya. Bagi kami beliau sebagai abdi Allah penyambung lidah Tuhan semesta alam bagi kami,”ungkapnya.
Raja Teofani Howay 2, Yeri Howay selaku keturunan Raja Teofani Pither Howay meminta kepada Jemaat GKI Silo Ambroben,untuk bersama-sama mengangkat pesan dan makna Teofani sehingga Teofani ini bukan saja milik orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat tetapi juga milik orang Ambroben karena di dalamnya ada orang Ambroben, warga Jemaat GKI Silo Ambroben yaitu Pdt.,Rasul Ruben Rumbiak.
Sebagai Raja Teofani Howay 2 mengajak warga Jemaat GKI Silo Ambroben, keluarga besar 4 raja di Maybrat dan orang – orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat untuk berkoloborasi, mendukung, merindukan, mengangkat, mensosialisasikan dan mendengungkan Teofani sehingga Jemaat GKI Silo Ambroben pun ada rasa memiliki Teofani.
Sebab di Timur Tengah kata dia Tuhan Yesus berjalan di atas air, di Danau Galilea atau ada Nabi dan Rasul di Timur Tengah. Itu tercatat dalam Alkitab yang bisa di baca dan juga telah disampaikan atau diceritakan ke seluruh dunia.
Kejadian yang sama kata dia juga terjadi di Papua, yaitu di Danau Ayamaru, rasul pendeta Ruben Rumbiak berjalan diatas air menyeberang Danau Ayamaru untuk melerai situasi dan kondisi perang suku yang terjadi di seberang danau saat itu.
“Kita harus menceritakan ini ke Timur Tengah Teofani di sini, kita balik ceritakan ke Timur tengah yaitu ke Yerusalem, Yudea, Samaria. Teofani Timur Tengah sudah sampai ke ujung bumi di Papua jadi kita balik cerita Teofani Papua, nabi dan rasul Papua di ujung bumi kita ceritakan kesana jadi sama-sama,”ucapnya.
Yeri Howay juga mengajak warga Jemaat GKI Silo Ambroben bersama-sama melakukan empat pilar Teofani yatu menjaga persatuan, kerendahan hati, kasih dan kehormatan kepada semua orang.
Mengenai rancangan Perda tentang Teofani kata dia telah di susun Raja Teofani Kambuaya Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, M.BA di Jayapura. Bila Tuhan memimpin maka akan diseminarkan di Kambuaya. Bila cepat pada perayaan HUT Teofani 21 Oktober 2023 draf Perdanya diserahkan, di dalamnya mengatur banyak hal yang harus dilaksanakan di bumi Ayamaru, Aitinyo dan Aifat.
Mudah-mudahan bisa di bahas secepatnya, anggaranya sudah di siapkan oleh pemerintah daerah. Salah satu hal yang di atur dalam draf Perda itu hari Teofani 21 Oktober sebagai hari libur resmi di seluruh wilayah Ayamaru, Aitinyo dan Aifat. Nanti akan berkembang berlaku di seluruh Papua setelah draf Perdanya diserahkan ke Sinode GKI di Tanah Papua.
Hal yang sama disaksikan Elisabeth Rumbiak, putri Pdt. Ruben Rumbiak. Ia mengatakan sang ayahnya selalu mendoakan orang-orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat untuk menjadi pemimpin di Papua. Doa ayahnya di ijaba atau jawab oleh Tuhan semesta alam saat ini.
Ketua Dewan Adat Papua, Mananwar Yan Pit Yarangga mengatakan Teofani itu penting. Masyarakat Papua menurut dia harus paham semua hal yang menganut dogma Kristen.
Merujuk pada kesaksian Alkitab masyarakat Papua menurut dia harus yakin bahwa Peristiwa Teofani Tuhan semesta alam memberikan empat humum bagi orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat melalui Pdt. Ruben Rumbiak dan Pdt. Ruben Rumbiak berjalan diatas air itu pernyataan universal Tuhan semesta alam.
“Tidak sekedar di Timur Tengah, tapi di nyatakan di sini, kepada nenek moyang kita Tuhan menampahkan diri, terakhir kepada bapak Pdt. Ruben Rumbiak, di tanah Ayamaru, Aitinyo dan Aifat. Ini agenda Tuhan sedang berlangsung, tidak bisa kita ukur dengan kemampuan kita, akan berlangsung, tugas kita menyesuaikan dengan agenda Tuhan karena Tuhan mau menggenapkan perjanjiannya,”ujarnya.
Sebagai Ketua Dewan Adat Papua ia berterima kasih orang Ayamaru, Aitinto dan Aifat di tuntun oleh Tuhan semesta alam untuk membawa jalan rintis rasa duka seluruh rakyat Papua supaya Teofani Papua atau penampakan Tuhan semesta alam kepada orang Papua melalui orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat harus diakui dan di imani
Kebaktian Teofani menurut dia harus dilakukan setiap tahun agar pernyataan Allah di Papua yang di dengar dapat di turunkan kepada generasi Papua berikutnya agar rujukan mindset atau cara berpikir mengenai visi Tanah Papua harus clear karena Tanah Papua milik Tuhan, raja kita namanya Yesus Kristus.
“Saya sebagai kepala suku di Biak, orang Papua harus menghargai penyataan Allah diatas tanah ini, supaya kita menyaksikan kehadiran Tuhan di atas tanah ini kepada Timur Tengah dan dunia barat,”ucapnya
Banyak generasi Papua menurut dia tidak tahu tentang peristiwa Teofani Papua. Dia pun setelah pergi ke Danau Ayamaru baru tahu bahkan terkagum karena Simon Petrus dalam cerita Alkibat hanya berjalan diatas air dua meter setelah itu tercebur ke dalam air, sedangkan Pdt. Ruben Rumbiak berjalan diatas air sejauh 4 kilometer.
“Ini bukan soal Rubennya tetapi perkara Allah lewat Ruben bagi orang Ayamaru, Aitoyo dan Aifat,”tuturnya.
Ia berharap orang Biak menyadari hal tersebut terutama warga Jemaat GKI Silo Ambroben, , merujuk pada empat maklumat, ia mengajak orang Ayamaru, Aitinyo dan Aifat serta orang Ambroben untuk terus membangun komunikasi yang continue hari ini ke depan sebagai pandangan misi penyelamatan manusia, tanah dan sumber alam Papua (ren )

Baca Juga :  Polisi Berhasil Ungkap Penimbunan BBM Bersubsidi





Reporter: Marten Boseren

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru