29.7 C
Jayapura
Monday, May 29, 2023

Pembebasan Pilot Susi Air, TNI Tak Inginkan Pertumpahan Darah

Pangdam XVII/Cenderawasih Sebut Kelompok yang Berseberangan Tak Harus Dimusuhi dan Diperangi

JAYAPURA–Di tengah pergantian Panglima Kodam XVII Cenderawasih, dari Mayjen TNI Saleh Mustafa kepada Mayjen TNI Izak Pangemanan ada sebuah pekerjaan rumah besar yang harus diselesaikan, yakni membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Egianus Kogoya cs.
Pasalnya KKB pimpinan Egianus Kogoya menawan sandera Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens sejak tanggal 7 Februari lalu, kemudian membakar pesawat Susi Air di lapangan terbang Paro Nduga, belum lagi sudah banyak anggota TNI yang berguguran.
Menjawab pertanyaan wartawan tentang hal ini Jenderal bintang dua ini mengatakan penanganan pilot Susi Air tetap berjalan dan pihaknya tidak menghendaki ada pertumpahan darah sebab satu tetes darah akan membakar permasalahan yang lain.
Karenanya ia menyatakan akan mengedepankan komunikasi yang baik. “Pembebasan pilot akan terus diupayakan dan dari sini kita akan belajar terutama mereka yang melakukan penyanderaan bahwa mereka harus belajar bahwa mereka melakukan satu tindakan yang menimbulkan banyak kerugian. Saya melihat proses penyelesaian masalah di Papua perlu melibatkan semua, tak hanya Forkopimda tetapi juga tokoh ágama dan tokoh local lainnya,” beber Izak.
Pihak TNI dikatakan akan berperan sebagai jembatan, menjembatani dua pemikiran yang sedang tidak sepaham yakni NKRI dan OPM. TNI akan menggunakan jembatan kenali masyarakatmu dan permasalahannya. Datangi dan tanyakan mengapa persoalan itu terjadi kemudian layani dan berikan solusi. “Ini yang akan terus kami lakukan. Kami juga akan menjadi mediator, jika ada masyarakat memiliki kesulitan maka kami siap menjadi mediator menyampaikan kepada pihak terkait,” imbuhnya.
Mantan Danrem 172/PWY ini menyatakan tak ingin terlalu dibuat pusing dengan kondisi yang ada sebab persoalan gangguan keamanan sudah terjadi selama ini. Yang perlu diketahui kata Izak ketika ada yang menanam padi tentunya yang tumbuh bukan semua padi melainkan ada juga ilalang. Nah hasil tersebut tidak lantas satu lahan itu dibabat semua melainkan cukup ilalangnya yang dibersihkan.
Mayjen TNI Izak Pangemanan menyampaikan bahwa belakangan ini diketahui masih ada aktifitas dari kelompok tertentu yang masih mengganggu keamanan daerah. Hal tersebut dikatakan bukan hal baru dan yang perlu dilakukan adalah ditangani secara komprehensif dengan melibatkan seluruh komponen tak hanya forkompimda tetapi juga tokoh lokal.
Ia meyakini masih banyak orang yang ingin Papua tetap aman dan sejahtera dibanding hanya kelompok kecil yang terus menebar gangguan. Pangdam juga tak mau terlalu menganggap kelompok tersebut harus dimusuhi dan diperangi karena kata Izak, kelompok yang suka mengganggu dan mengacau ini harus didekati dan dibantu untuk menyelesaikan persoalannya. “Dalam arti ini adik – adik kita, anak – anak kita yang mungkin mereka belum mengerti kita berikan pengertian dan yang belum paham kita beri pemahaman sehingga apa yang diprogramkan oleh pemerintah bisa berjalan di tanah Papua,” kata Izak menjawab pertanyaan wartawan di Makodam XVII Cenderawasih, Kamis (25/5)
Pangdam XVII/Cenderawasih ini menyatakan Papua bukan daerah rawan, Papua adalah daerah aman. Kalaupun ada daerah yang dianggap rawan itu tidak semua Papua. “Saya pikir itu hanya beberapa daerah kecil yang butuh penanganan dan perhatian,” tutupnya. (ade/wen)

Baca Juga :  Cegah Penyebaran Covid-19, Tim KRYD Bagikan Masker

Pangdam XVII/Cenderawasih Sebut Kelompok yang Berseberangan Tak Harus Dimusuhi dan Diperangi

JAYAPURA–Di tengah pergantian Panglima Kodam XVII Cenderawasih, dari Mayjen TNI Saleh Mustafa kepada Mayjen TNI Izak Pangemanan ada sebuah pekerjaan rumah besar yang harus diselesaikan, yakni membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Egianus Kogoya cs.
Pasalnya KKB pimpinan Egianus Kogoya menawan sandera Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens sejak tanggal 7 Februari lalu, kemudian membakar pesawat Susi Air di lapangan terbang Paro Nduga, belum lagi sudah banyak anggota TNI yang berguguran.
Menjawab pertanyaan wartawan tentang hal ini Jenderal bintang dua ini mengatakan penanganan pilot Susi Air tetap berjalan dan pihaknya tidak menghendaki ada pertumpahan darah sebab satu tetes darah akan membakar permasalahan yang lain.
Karenanya ia menyatakan akan mengedepankan komunikasi yang baik. “Pembebasan pilot akan terus diupayakan dan dari sini kita akan belajar terutama mereka yang melakukan penyanderaan bahwa mereka harus belajar bahwa mereka melakukan satu tindakan yang menimbulkan banyak kerugian. Saya melihat proses penyelesaian masalah di Papua perlu melibatkan semua, tak hanya Forkopimda tetapi juga tokoh ágama dan tokoh local lainnya,” beber Izak.
Pihak TNI dikatakan akan berperan sebagai jembatan, menjembatani dua pemikiran yang sedang tidak sepaham yakni NKRI dan OPM. TNI akan menggunakan jembatan kenali masyarakatmu dan permasalahannya. Datangi dan tanyakan mengapa persoalan itu terjadi kemudian layani dan berikan solusi. “Ini yang akan terus kami lakukan. Kami juga akan menjadi mediator, jika ada masyarakat memiliki kesulitan maka kami siap menjadi mediator menyampaikan kepada pihak terkait,” imbuhnya.
Mantan Danrem 172/PWY ini menyatakan tak ingin terlalu dibuat pusing dengan kondisi yang ada sebab persoalan gangguan keamanan sudah terjadi selama ini. Yang perlu diketahui kata Izak ketika ada yang menanam padi tentunya yang tumbuh bukan semua padi melainkan ada juga ilalang. Nah hasil tersebut tidak lantas satu lahan itu dibabat semua melainkan cukup ilalangnya yang dibersihkan.
Mayjen TNI Izak Pangemanan menyampaikan bahwa belakangan ini diketahui masih ada aktifitas dari kelompok tertentu yang masih mengganggu keamanan daerah. Hal tersebut dikatakan bukan hal baru dan yang perlu dilakukan adalah ditangani secara komprehensif dengan melibatkan seluruh komponen tak hanya forkompimda tetapi juga tokoh lokal.
Ia meyakini masih banyak orang yang ingin Papua tetap aman dan sejahtera dibanding hanya kelompok kecil yang terus menebar gangguan. Pangdam juga tak mau terlalu menganggap kelompok tersebut harus dimusuhi dan diperangi karena kata Izak, kelompok yang suka mengganggu dan mengacau ini harus didekati dan dibantu untuk menyelesaikan persoalannya. “Dalam arti ini adik – adik kita, anak – anak kita yang mungkin mereka belum mengerti kita berikan pengertian dan yang belum paham kita beri pemahaman sehingga apa yang diprogramkan oleh pemerintah bisa berjalan di tanah Papua,” kata Izak menjawab pertanyaan wartawan di Makodam XVII Cenderawasih, Kamis (25/5)
Pangdam XVII/Cenderawasih ini menyatakan Papua bukan daerah rawan, Papua adalah daerah aman. Kalaupun ada daerah yang dianggap rawan itu tidak semua Papua. “Saya pikir itu hanya beberapa daerah kecil yang butuh penanganan dan perhatian,” tutupnya. (ade/wen)

Baca Juga :  BI Apresiasi Upaya Pengembangan Kopi dan Ekonomi Kreatif

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru