WAMENA –Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jayawijaya J. Hendry Tetelepta mengungkapkan bahwa selain pandemi Covid -19, pihaknya saat ini juga sedang mewaspadai wabah Afrika Swin faver (ASF) yang menyerang ternak babi. Hal ini mengingat masyarakat di wilayah Lapago lebih identik dengan beternak wam, sehingga wabah ini perlu dihindari jangan sampai masuk ke wilayah Lapago. Sebab, wabah ini sudah masuk di Manokwari dan PNG
“Wabah ini sudah dekat dengan kita, sehingga untuk mengantisipasi jangan sampai wabah itu masuk untuk pengadaan bibit ternak babi yang masuk ke jayawijaya setidaknya harus mendapat vaksinasi dan PCR untuk antisipasi wabah ASF,”ungkapnya Kamis (26/8) kemarin.
Vaksinasi dan PCR untuk bibit atau anakan ternak yang masuk Jayawijaya, kata Hendry, itu sudah menjadi ketentuan Dinas Pertanian, sehingga untuk pengadaan ternak Wam (Babi), agar dapat mencegah masuknya wabah itu ke wilayah Jayawijaya, sehingga tidak menjadi klaster di wilayah Lapago.
“Paling tidak setiap bibit wam yang didatangkan dari luar itu harus divaksin, saat ini kami punya dua program, yang pertama dari Pemda Jayawijaya sendiri dan ada bantuan ternak Wam dari Pemerintah Pusat juga sehingga kita harus menjaga ini,”katanya
Menurutnya setelah benih ternak wam yang didatangkan dari luar ini divaksin, setelah masuk ke Jayawijaya maka bibit ternak ini harus dikandang transit selama dua minggu atau dilakukan karantina sebelum diserahkan kepada masyarakat.
“Untuk pengawasannya kita hanya mengandalkan teman -teman di Karantina Pertanian yang ada di Jayapura, sehingga semua hewan ternak yang masuk itu kami minta lewat karantina agar mereka bisa mengetahui ternak ini layak masuk atau tidak atau sudah melalui tahapan vaksin atau belum,”jelasnya.
Vaksin yang digunakan untuk ternak Wam ini, lanjut Kadis Pertanian, adalah vaksin jenis Hoc atau untuk mencegah penyakit Hoc colera yang biasanya menyerang ternak Wam. Oleh karena itu pengawasannya akan dilakukan sehingga untuk benih wam yang masuk harus melalui karantina di Jayapura.
“Wabah ASF ini kalau masuk ke Lapago akan membawa kerugian besar bagi warga yang beternak Wam, karena wabah ini sangat cepat menular dan mampu membunuh ternak babi dalam beberapa hari saja, sehingga hanya penerapan Biosecurity yang mampu mencegah penyakit ini,”bebernya. (jo/tri)