JAYAPURA – Sejumlah komunitas di Jayapura berharap pemerintah kota bisa menyiapkan satu ruang atau space yang bisa digunakan untuk berekspresi dan menyalurkan hobi maupun bakat. Tak adanya ruang tersebut membuat “umat” komunitas memilih memanfaatkan titik – titik seadanya meski sejatinya tak layak. Kalaupun harus menggunakan ruangan maupun lapangan, para komunitas yang sebagian besar berkumpul secara mandiri ini harus merogoh kocek yang dalam untuk menyewa.
Ini seperti disampaikan Wawan Budiono dari salah satu komunitas di Jayapura yang mengaku cukup kewalahan dengan biaya sewa lapangan di Hamadi yang sempat dipakai untuk sebuah event komunitas. “Teman – teman ini berangkat secara mandiri, memiliki semangat, mimpi dan hobi yang mungkin sama. Kami pikir di Jayapura perlu ruang untuk berkumpul dan menyatuka semangat tersebut. Selama ini kita harus akui ruang tersebut tidak ada,” beber Wawan pekan kemarin. Kalaupun ada, kelompok muda yang tergabung dalam komunitas ini hanya sebagai peserta dari event yang sebagian besar justru diprakarsai oleh pemerintah.
“Kalau pemerintah yang bikin ya pasti bagus karena didukung dengan anggaran dan kalau komunitas yang menggarap mungkin tidak seapik yang dilakukan pemerintah tetapi disinilah teman – teman belajar menuangkan ide sesuai dengan kreatifitas masing – masing. Itu yang menjadi nilai plus jika komunitas yang menggarap,” imbuhnya. Wawan menceritakan sulitnya mendapatkan ruang yang akhirnya harus menyewa dengan duit patungan. “Kemarin kami habis event dan ternyata harus membayar cukup besar. Meski sudah diupayakan hasil urunan ternyata dana yang kami sampaikan masih ditolak dan harus sesuai dengan permintaan pengelola lapangan. Ini cukup memberatkan teman – teman,” bebernya.
Secara disampaikan Meikke yang juga pengurus Forum Komunitas Jayapura (FKJ). FKJ merupakan satu wadah yang berisi hampir 100 komunitas di Jayapura. Disini Meikke mengaku cukup bingung ketika ingin menggelar event sementara harus membayar mahal lokasi event. “Kalau anak komunitas dibebankan dengan biaya besar bisa – bisa tak ada event yang akan digelar sementara semangat berekspresi terus tumbuh. Kami pikir pemerintah juga memiliki tanggungjawab untuk menjadi orang tua bagi anak – anak muda di kota ini. Jangan karena tak ada ruang akhirnya banyak yang terjerumus ke hal – hal negatif,” imbuhnya.
Terkait ini, Wakil Wali Kota Jayapura, Ir H Rustan Saru yang sempat mendengar keluhan komunitas ini menjawab bahwa pihaknya tak menampik soal belum adanya ruang untuk anak – anak muda berekspesi namun ia menawarkan agar taman Kali Anafre dikelola menjadi ruang berekspresi bagi anak – anak muda di Jayapura. “Kami coba siapkan Taman Kali Anafre di Belakang Bank Mandiri, kami pikir itu bisa dan sebenarnya saya senang ada anak – anak muda yang memiliki kegiatan positif,” imbuhnya. (ade/wen)