25.7 C
Jayapura
Sunday, June 4, 2023

Diduga Dianiaya di Pos TNI, Bocah 13 Tahun Babak Belur

Pangdam: Sedang Diproses di Pomdam

JAYAPURA – Dugaan penganiayaan yang dilakukan oknum TNI kembali terjadi. Kali ini menimpa seorang bocah berusia 13 tahun bernama Rahmad Justus Paisei. Bocah  kelahiran Juli 2007 ini dilaporkan telah menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oknum TNI di Pos TNI di Jl Maleo Arso II Kabupaten Keerom.

Jika dilihat dari foto–foto korban yang beredar dimedia sosial nampak kondisi korban cukup parah karena sekujur tubuh babak belur, penuh memar biru kehitaman dari kaki hingga wajah.
Korban sendiri kini berada di RS Aryoko dan telah dimasukkan ke ruang bedah. Dari sumber terpercaya Cenderawasih Pos menyebutkan bahwa kejadian tersebut berawal pada Kamis (27/10) pagi sekira pukul 05.00 WIT di depan  kediaman korban di Arso II dimana saat itu korban keluar rumah kemudian dijemput dan dibawa ke pos TNI.

Selang beberapa waktu kemudian sang ibu menyusul ke lokasi kejadian dan mendapati anaknya telah babak belur.
Disini sang ibu bernama Carolina Yoku kemudian membawa anaknya ke Puskesmas Arso Kota untuk diobati. Dari Puskesmas sang ibu disarankan untuk menghubungi Polsek Arso namun setelah ia dan korban sampai ke polsek ternyata tidak bisa dilayani dan disarankan untuk melapor ke Polres Keerom. Hanya sampai ke Polres Keerom juga sama karena pelaku diduga merupakan anggota TNI.

Baca Juga :  Mahasiswa Ha-Anim Tolak DOB Papua Selatan

Sesampainya di rumah barulah saksi (sumber Cepos) menghubungi ibu korban dan mendengar semua cerita tersebut.

“Saya dapat info jika ada anak yang dianiaya oleh anggota dan saya hubungi orang tuanya ternyata benar. Awalnya anak ini dianiaya pagi kemudian kembali terjadi malam hari sekira pukul 22.00 WIT. Korban dituduh melakukan pencurian burung di rumah salah satu anggota TNI,” jelas sumber tersebut.

“Dipukul bagaimana itu saya tidak tahu tapi memang badan semua sudah merah dan biru. Menurut ibu korban dipukul menggunakan selang dan anak ini sekarang sulit untuk makan,” tambahnya.

Penganiayaan kedua terjadi sekira pukul 22.00 WIT dimana korban kembali dijemput ke pos dan dianiaya. Kedua orang tua korban sempat menyusul sang anak namun disini dikatakan bahwa ayah korban, Joni Meki Paisei sempat ditodong menggunakan senjata.

Baca Juga :  Ambil Paket 9,73 Gram Sabu, Pelaku Dibekuk

“Ibunya bilang takut karena pelakunya kopasus. Apalagi  suaminya sempat ditodong senjata. Jadi anak ini malam hari sempat kembali dijemput oleh pelaku ke pos kemudian dipukul lagi. Mamanya menghubungi saya jam 12 malam dan menangis lalu saya sarankan lapor ke Koramil Arso,” ceritanya.

Menurut informasi selain Rahmad Paisei, ada juga 2 korban lainnya yang juga dianiaya dan ditahan di pos tersebut. “Kami masih menunggu kabar dari dua anak lainnya,” imbuh sumber.

Sementara terkait kasus ini ketika dikonfirmasi di grup Whatsapp Kodam XVII Cenderawasih hingga berita ini ditulis tidak direspon namun Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjend TNI Muhammad Saleh Mustafa tak menampik kabar tersebut.

“Oke ade, sedang diproses oleh Pomdam dan Komnas HAM,” singkat Pangdam. Ditanya soal jumlah saksi atau pelaku yang diperika menurut pangdam semua masih dalam proses pemeriksaaan “Masih proses pemeriksaan oleh POM,” tutup Pangdam. (ade/gin)

Pangdam: Sedang Diproses di Pomdam

JAYAPURA – Dugaan penganiayaan yang dilakukan oknum TNI kembali terjadi. Kali ini menimpa seorang bocah berusia 13 tahun bernama Rahmad Justus Paisei. Bocah  kelahiran Juli 2007 ini dilaporkan telah menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oknum TNI di Pos TNI di Jl Maleo Arso II Kabupaten Keerom.

Jika dilihat dari foto–foto korban yang beredar dimedia sosial nampak kondisi korban cukup parah karena sekujur tubuh babak belur, penuh memar biru kehitaman dari kaki hingga wajah.
Korban sendiri kini berada di RS Aryoko dan telah dimasukkan ke ruang bedah. Dari sumber terpercaya Cenderawasih Pos menyebutkan bahwa kejadian tersebut berawal pada Kamis (27/10) pagi sekira pukul 05.00 WIT di depan  kediaman korban di Arso II dimana saat itu korban keluar rumah kemudian dijemput dan dibawa ke pos TNI.

Selang beberapa waktu kemudian sang ibu menyusul ke lokasi kejadian dan mendapati anaknya telah babak belur.
Disini sang ibu bernama Carolina Yoku kemudian membawa anaknya ke Puskesmas Arso Kota untuk diobati. Dari Puskesmas sang ibu disarankan untuk menghubungi Polsek Arso namun setelah ia dan korban sampai ke polsek ternyata tidak bisa dilayani dan disarankan untuk melapor ke Polres Keerom. Hanya sampai ke Polres Keerom juga sama karena pelaku diduga merupakan anggota TNI.

Baca Juga :  Kapolda: Rekruitmen Bintara Noken Polri Tak Boleh Berakhir Seperti Bintara Otsus

Sesampainya di rumah barulah saksi (sumber Cepos) menghubungi ibu korban dan mendengar semua cerita tersebut.

“Saya dapat info jika ada anak yang dianiaya oleh anggota dan saya hubungi orang tuanya ternyata benar. Awalnya anak ini dianiaya pagi kemudian kembali terjadi malam hari sekira pukul 22.00 WIT. Korban dituduh melakukan pencurian burung di rumah salah satu anggota TNI,” jelas sumber tersebut.

“Dipukul bagaimana itu saya tidak tahu tapi memang badan semua sudah merah dan biru. Menurut ibu korban dipukul menggunakan selang dan anak ini sekarang sulit untuk makan,” tambahnya.

Penganiayaan kedua terjadi sekira pukul 22.00 WIT dimana korban kembali dijemput ke pos dan dianiaya. Kedua orang tua korban sempat menyusul sang anak namun disini dikatakan bahwa ayah korban, Joni Meki Paisei sempat ditodong menggunakan senjata.

Baca Juga :  Banyak Menteri ke Papua Jangan Hanya Cek-cek Venue

“Ibunya bilang takut karena pelakunya kopasus. Apalagi  suaminya sempat ditodong senjata. Jadi anak ini malam hari sempat kembali dijemput oleh pelaku ke pos kemudian dipukul lagi. Mamanya menghubungi saya jam 12 malam dan menangis lalu saya sarankan lapor ke Koramil Arso,” ceritanya.

Menurut informasi selain Rahmad Paisei, ada juga 2 korban lainnya yang juga dianiaya dan ditahan di pos tersebut. “Kami masih menunggu kabar dari dua anak lainnya,” imbuh sumber.

Sementara terkait kasus ini ketika dikonfirmasi di grup Whatsapp Kodam XVII Cenderawasih hingga berita ini ditulis tidak direspon namun Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjend TNI Muhammad Saleh Mustafa tak menampik kabar tersebut.

“Oke ade, sedang diproses oleh Pomdam dan Komnas HAM,” singkat Pangdam. Ditanya soal jumlah saksi atau pelaku yang diperika menurut pangdam semua masih dalam proses pemeriksaaan “Masih proses pemeriksaan oleh POM,” tutup Pangdam. (ade/gin)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru