Suasana pengangkutan barang cargo menggunakan pesawat Garuda Indonesia, Selasa (12/9). (Yohana/Cepos)
JAYAPURA – Garuda Indonesia akui setelah Pandemi Covid-19, aktivitas pengiriman barang melalui Cargo Service Center (CSS) kembali membaik.
Direktur PT Papua Jaya Trans Logistik CSC Garuda Indonesia Kerja sama operasional (KSO) Sentani, Ilhamsyah Bahrul mengatakan, jika dibandingkan sebelum pandemi terjadi penurunan, namun sejak satu tahun terakhir mulai ada peningkatan.
“Khususnya pengiriman barang untuk intra Papua, tetapi untuk keluar Papua belum begitu signifikan permintaannya,” katanya kepada Cenderawasih Pos, Selasa (12/9) pagi.
Lanjutnya, untuk intra Papua pengiriman paling banyak untuk daerah Merauke, Timika, Sorong, Manokwari, Biak dan Nabire.
Menurutnya, barang yang dikirim merupakan barang campuran, dan juga komoditi seperti pinang, sirih, dan kapur yang mendominasi pengiriman intra Papua.
Sementara untuk komoditi fresh tuna yang selama ini menggunakan Cargo Garuda, pasca pandemi dialihkan menggunakan kapal laut.
“Hal ini juga yang menyebabkan ada penurunan Cargo Garuda selama pandemi, yakni sekitar 20 sampai 30 persen,” terangnya. (*)
Reporter: Rohana Wenggi
Suasana pengangkutan barang cargo menggunakan pesawat Garuda Indonesia, Selasa (12/9). (Yohana/Cepos)
JAYAPURA – Garuda Indonesia akui setelah Pandemi Covid-19, aktivitas pengiriman barang melalui Cargo Service Center (CSS) kembali membaik.
Direktur PT Papua Jaya Trans Logistik CSC Garuda Indonesia Kerja sama operasional (KSO) Sentani, Ilhamsyah Bahrul mengatakan, jika dibandingkan sebelum pandemi terjadi penurunan, namun sejak satu tahun terakhir mulai ada peningkatan.
“Khususnya pengiriman barang untuk intra Papua, tetapi untuk keluar Papua belum begitu signifikan permintaannya,” katanya kepada Cenderawasih Pos, Selasa (12/9) pagi.
Lanjutnya, untuk intra Papua pengiriman paling banyak untuk daerah Merauke, Timika, Sorong, Manokwari, Biak dan Nabire.
Menurutnya, barang yang dikirim merupakan barang campuran, dan juga komoditi seperti pinang, sirih, dan kapur yang mendominasi pengiriman intra Papua.
Sementara untuk komoditi fresh tuna yang selama ini menggunakan Cargo Garuda, pasca pandemi dialihkan menggunakan kapal laut.
“Hal ini juga yang menyebabkan ada penurunan Cargo Garuda selama pandemi, yakni sekitar 20 sampai 30 persen,” terangnya. (*)
Reporter: Rohana Wenggi