WAMENA – Banyaknya anak -anak jalanan di Kabupaten Jayawijaya membuat beberapa pihak mulai membuka diri untuk mampu membantu mereka. Salah satunya adalah Airnav Cabang Wamena, yang menyalurkan bantuan pelayanan anak terlantar Wamena melalui Yayasan Giat Cerita Kasih, sebagai pembina anak ini di Kota Wamena.
General Manager Airnav Cabang Wamena Hengky Poluan Sth, SH, MM mengaku bantuan yang dikucurkan ini, awalnya pergerakan dari Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN. Salah satunya AirNav Indonesia atau disebut dengan perusahaan Umum penyelenggara Navigasi Indonesia, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2012 sebagian keuntungan dari AirNav Indonesia disisihkan untuk program Tanggungjawab Sosial Lingkungan (TJSL).
“Ini semua ada di 32 cabang yang ada di Indonesia, dan program ini seperti yang kami lakukan pada hari ini memberikan bantuan kepada yayasan yang sifatnya sosial untuk membantu kebutuhan yayasan tersebut untuk pembinaan anak terlantar,” ungkapnya Senin (1/11) kemarin.
Ia juga menyatakan bantuan ini bukan berupa uang tetapi berbentuk barang. Program ini akan dilaporkan secara hirarki kepada Direktur utama dan dilanjutkan ke Kementerian BUMN. Program ini akan dilaksanakan oleh semua instansi yang berada di bawah Kementerian BUMN apalagi ini menjelang Perayaan Natal dan Tahun baru.
“Untuk objek yang dipilih dalam menyalurkan bantuan ini tidak hanya di yayasan, bisa juga ke Panti Asuhan, namun untuk AirNav sendiri memberikan bantuan ke Yayasan ini karena ketika di Publis kebetulan kita lihat dan observasi apa yang dibutuhkan oleh yayasan yang dianggap lebih urgen, yang terpenting bantuan ini tidak melihat agama, golongan atau suku,”beber Hengky.
Bantuan yang diberikan ini, seperti Gitar, Printer, alat musik, dan ATK sesuai kebutuhan mereka. Artinya ini merupakan barang yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan belajar dari anak -anak yang dibina di yayasan ini.
Sementara itu Dari Pengurus Yayasan Giat Cerita Kasih Indra Sianturi mengaku bantuan dari Air Nav Cabang Wamena sangat membantu dalam sarana dan Prasarana, dimana banyak alat -alat yang dibantu ini sangat diperlukan dalam proses pelayanan maupun pembinaan kepada anak -anak ini bisa lebih efektif.
“Kita membina anak -anak yang boleh dibilang dari dalam danlLuar jayawijaya atau dari Kampung lalu datang ke Kota Wamena, sehingga jumlah pasti dari anak -anak ini tidak bisa diperkirakan atau tidak pasti tetapi 50-an lebih dari anak -anak tiap minggunya bisa dilayani dan ada anak yang aktif namun tiap minggu kami terima anak -anak baru yang datang,”jelas Indra.
Kebanyakan dari Mereka datang dari Luar Jayawijaya ke Wamena, mungkin karena terpengaruh janji dari teman dan Ikut sama teman, namun sampai di Wamena mereka tidak beruntung seperti yang mereka bayangkan sebelumnya, sehingga akhirnya mereka harus hidup di pasar, menutup motor di jalan, namun ironisnya pergaulan di Wamena ini membuat mereka lama -kelamaan akan terjerumus untuk menghisap lem Aibon.
“Pergaulan yang sangat bebas di Wamena ini menjadi ancaman bagi anak -anak ini sehingga kita rangkul mereka untuk dibina mereka baik melalui Ilmu Pengetahuan , maupun dengan ibadah guna menumbuhkan idaman mereka,”tutupnya. (Jo/tri)