JAYAPURA– Pansus PON XX dan PPN XVI DPRP terus melakukan monitoring dengan meninjau langsung pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua . Kali ini Pansus PON meninjau stan-stan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang ada di klaster Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura yang berlangsung , Selasa (12/10).
Dalam kunjungannya Pansus PON mendapatkan stan kopi Papua . Menariknya kopi menjadi salah satu komoditas unggulan yang dimiliki Papua . Apalagi hampir di setiap daerah selalu memproduksi kopi. Oleh karena itu, komiditas kopi perlu perhatian kedepannya.
Anggota Pansus PON XX dan PPN XVI DPRP, M. Darwis Massi, SE mengungkapkan bahwa PON sebentar lagi akan berakhir. Sementara harapan besar, yaitu sukses administrasi, sukses prestasi dan sukses ekonomi.
Sukses prestasi tentu setelah para atlet mendapatkan medali, maka semuanya akan berakhir. Hal ini berbeda dengan sukses ekonomi tentu diharapkan jangka panjang kedepannya. PON ini tentu hanya iven, tetapi banyak hal yang didapatkan dari penyelenggaraan PON ini.
“Tentunya kita harus berpikir jauh bagaimana pemerintah memiliki konsep yang jelas, berkaitan dengan peningkatan ekonomi kerakyatan masyarakat Papua . Salah satu potensi adalah kopi melalui Festival Kopi,” ungkapnya kepada wartawan.
Menurut Darwis, dari segi pasar tentunya kopi ini sangat menjanjikan, sehingga dapat diproduksi dalam jumlah yang besar dan dapat meningkatkan nilai tambah di bidang perekonomian kepada masyarakat di Papua . Apalagi potensi kopi ini sangat luar biasa, terutama di daerah-daerah pegunungan Papua .
“Harapan kami dari Pansus PON dan Komisi II DPRP bahwa harus ada grand desain yang utuh dan tidak parsial dengan melibatkan seluruh stekholder yang ada, mulai dari Pemprov Papua , Kabupaten/Kota, BUMN dan stekholder yang berkompoten,” harapnya Anggota Komisi II DPRP Papua ini.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Kopi Indonesia Provinsi Papua , Andru Pahabol menyampaikan, ego sentral antara pengusaha kopi dari masing-masing daerah yang mengklaim kopinya yang berkualitas perlu dihilangkan.
“Kami asosiasi kopi mengajak untuk menjadi satu. Kita desain kopi. Dimana desain kopi harus membawa nama Papua . Tidak bawa nama individu. Misalnya, kopi Papua di lebelnya dan daerah asalnya di tulis kecil saja dibagian bawahnya,” ujarnya. (bet/wen)