Mencermati Pemenuhan Gizi Saat Bulan Puasa di Tengah Pandemi Covid 19
Umat Islam diseluruh dunia akhirnya memulai bulan suci Ramadhan. Ramadhan yang tak biasa tentunya karena dibayang-bayangi penyebaran virus Covid 19. Namun Dibalik itu, puasa justru dianjurkan. Kok bisa?
Laporan : Abdel Gamel Naser – Jayapura
Ramadhan yang tak biasa, itu yang dirasakan umat muslim seluruh dunia saat ini. Bagaimana tidak jika sebelumnya seluruh umat Nabi Muhammad menyambut kedatangan bulan penuh berkah dengan suka cita, bahkan bisa membangun silaturahmi lebih kental. Bisa saling berkunjung dan menjalankan sunnah lebih khusyuk, kini suasana tersebut hilang. Kebersamaan dan kehangatan bulan ramadhan justru hilang karena satu umat dengan lainnya justru diminta berjarak.
Bahkan tak dianjurkan menjalankan ibadah berjamaah. Tak ada buka puasa bersama yang bisa duduk dengan orang yang dikenal sambil menunggu adzan magrib namun tetap mampu berbagi meski perut dalam keadaan lapar. Meski demikian umat Islam diminta tetap khusyuk beribadah dan memohon ampun dan berdoa semoga doa yang dipanjatkan dikabulkan. Situasi puasa tahun ini juga tak biasa karena masyarakat di Papua maupun Kota Jayapura tengah diliputi bayang – bayang pandemi covid 19. Virus yang tak nampak namun mampu membunuh.
Tak sedikit yang tentunya akan bertanya-tanya apa yang bisa dilakukan bagi mereka yang berpuasa sementara ancaman virus sangat nyata dan berpeluang terjadi dimana saja. Tak hanya itu, dengan adanya pembatasan waktu berinteraksi atau beraktifitas seperti biasa paling tidak masyarakat juga akan was – was terkait pemenuhan gizi saat berpuasa. Mudahnya adalah apakah lebih lemas, lebih haus, lebih lapar dibanding biasanya atau ada cara lain yang bisa dilakukan.
Lalu pertanyaan lain muncul soal apakah pasien Orang Dalam Pemantauan (ODP) boleh tetap berpuasa atau sebaliknya harus mempertahankan daya tahan tubuh dengan tidak berpuasa. “Justru puasa itu sangat perlu dilakukan, baik yang sehat maupun yang tidak dalam hal ini yang berstatus ODP. Itu malah menjadi APD (alat pelindung diri) yang tak nampak,” kata Sekretaris Jubir Covid 19, dr Aaron Rumainum, Kamis (23/4).
Arron malah merekomendasikan untuk tetap berpuasa sebab ada banyak sekali manfaat dalam puasa bagi tubuh. Ia menyebut manfaat pertama adalah meningkatkan kesehatan kardiovaskular dimana satu manfaat puasa yang utama, terutama bagi orang yang memiliki masalah kesehatan terkait sindrom metabolik yang memiliki banyak manfaat terhadap kardiovaskular secara langsung. “Berpuasa dapat meningkatkan fungsi kardiovaskular, komposisi darah, dan tekanan darah. Mereka yang menderita diabetes tipe 2 atau kolesterol tinggi mungkin bisa menjalani puasa untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan terkait,” kata Aaron. Lalu positif lainnya adalah menurunkan tekanan darah dimana dengan berpuasa secara otomatis asupan garam secara signifikan lebih rendah dan tubuh kehilangan garam melalui urine.
Puasa juga menurunkan gula darah termasuk kolesterol jahat. Aaron sendiri mengaku telah berpuasa Senin – Kamis sejak Desember 2019 dengan tidak melakukan sahur lebih dulu namun berbuka pada pukul 17.00 WIT. “Dan manfaatnya banyak sekali,” bebernya. Ini kata Aaron termasuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Puasa meningkatkan sistem kekebalan tubuh karena mengurangi kerusakan akibat radikal bebas, mengatur kondisi peradangan dalam tubuh dan membuat kelaparan sel kanker.
Sementara sumber lain menjelaskan bahwa untuk pemenuhan gizi selama puasa dikatakan masyarakat tak perlu terlalu dipusingkan untuk kebutuhan gizi saat puasa. Pasalnya baik itu kalori, protein, vitamin bisa dengan mudah diperoleh dari pekarangan rumah. Yang terpenting adalah mengkonsumsi gizi seimbang. “Jika tak bisa dipenuhi dari pasar apalagi kalau barangnya langka dan harga mahal maka pekarangan rumah bisa dimanfaatkan, saya pikir belum terlambat,” kata Rasna SKM, M.Si dari seksi kesehatan keluarga dan gizi Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Kamis (23/4).
Ia mnyebut untuk gizi cukup mengkonsumsi sayur seperti bayam, kangkung, kacang panjang, daun kelor termasuk buah seperti tomat, pepaya maupun jeruk. Pepaya kata Rasna banyak mengandung vitamin C termasuk tomat yang sangat untuk tumbuh. “Jika tak ada lahan maka bisa diakali dengan polybag agar lebih mudah. Saya pikir tidak terlambat jika kita mau memanfaatkan lahan dari sekarang. Lalu saya merekomendasikan untuk menkonsumsi sayur kelor sebab sayur ini banyak sekali manfaat dan kandungan gizinya,” jelasnya.
Dar sayur kelor selain vitamin C ada juga kandungan vitamin A yang sangat tinggi termasuk kalsium. Ini sangat bagus meningkatkan daya tahan tubuh. Cara mengolahnya juga mudah, cukup menunggu air mendidih dan disajikan. “Sayur Kelor juga minim tercemar karena daunnya di atas dan tidak terlalu menyerap air sehingga kandungan gizinya masih terjaga. Ini bisa diimbangi dengan sayur katuk maupun bayam,” sarannya. Nah dalam sehari tubuh manusia membutuhkan 1900-2200 kalori. Lalu proteinnya sekitar 50 gram dan karbohidrat 200 gram. Jika digambarkan yaitu berisi satu piring yang didalamnya, nasi, ikan seukuran telapak tangan orang dewasa yang dibagi dua dan untuk protein bisa melalui telur 1 butir.
“Jika ada daging atau telur itu sudah cukup dan jika kurang maka bisa ditambahkan vitamin C,” imbuhnya. (*)