WAMENA-Pemda Jayawijaya memastikan akan menertibkan harga BBM bersubsidi yang dijual secara eceran di pasaran. Sebab, harga yang dipatok per liternya saat ini dinilai terlalu mahal, karena mencapai Rp 20.000/liter. Oleh karena, bagi pedagang BBM eceran yang tidak mau menurunkan harga sampai Rp 15.000 per liter, maka izin usahanya dicabut.
Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua, SE, Msi mengaku sudah memanggil Kepala Disnakerindag dan petugasnya yang melakukan pengawasan pendistribusian BBM, supaya menertibkan pengecer BBM di Jayawijaya yang menjual sampai Rp 20.000/liter.
“Pengecer di luar APMS, rata -rata ini bukan mendapatkan BBM industri, semua ini BBM subsidi, sehingga tidak boleh dijual dengan harga seperti itu,” ungkapnya Rabu (23/11) kemarin.
Menurut Bupati, BBM subsidi ini dari pemerintah, dimana pemda memberikan jatah kepada 192 mama-mama untuk bisa mengambil BBM dan dijual secara eceran. Dimana kalau mereka beli dengan harga Rp 8.000/ liter, mungkin bisa dijual Rp 15000 itu sudah mendapat untung hampir 100 persen. Tetapi yang ada, mereka jual sampai Rp 20.000/liter padahal yang dijual ini BBM bersubsidi.
“Kita harus pakai penerapan harga maksimal Rp 15000 untuk BBM eceran di luar APMS, sehingga saya meminta tim untuk melakukan pengecekan dan penertiban harga BBM ini.”jelas Bupati.
Jhon Banua juga menegaskan bila dalam penertiban itu pengecer tidak mau menurunkan harga, maka terpaksa BBM-nya kita akan sita dan surat izinnya dicabut. Sebab, harga yang ditetapkan saat ini sangat memberatkan masyarakat.
“Kebanyakan juga yang jual BBM eceran ini mempunyai tanki ganda saat melakukan pengisian BBM di APMS atau TAP BBM untuk dijual kembali, sehingga ini yang perlu kita tertibkan,” tegasnya.
Bupati Jhon Banua juag minta agar dilakukan penertiban antrean kendaraan di APMS seperti di Lasminingsih, dimana pemerintah ingin agar ada aturan yang bisa membagi kendaraan agar tidak hanya satu tempat saja yang diantre.
“Sebenarnya stok ada, hanya saja pengaturannya, kalau antrean terlalu panjang di satu APMS itu harus diputus dan kendaraan lainnya dialihkan ke APMS yang lain. Hal ini dilakukan agar tidak ada kemacetan di satu tempat,” bebernya.
Sementara itu dari pantauan Cenderawasih Pos, kenaikan BBM eceran di Wamena, dikarenakan adanya pergantian dari BBM Premium ke Pertalite yang terjadi di awal bulan Oktober. Dalam peralihan itu juga ada kenaikan sesuai harga BBM Pertalite, sehingga sampai dengan saat ini pengecer masih mempertahankan harga Rp 20.000 per liter. (jo/tri)