30.7 C
Jayapura
Wednesday, October 4, 2023

Geliat Transaksi Online di Tengah Pandemi Covid-19

Naik 400 Persen, Kebutuhan Pokok dan Produk Kesehatan Mendominasi

PEMBATASAN sosial berskala besar (PSBB) menjadikan mobilitas jauh berkurang. Untuk urusan belanja, masyarakat kini mengandalkan transaksi online. Khususnya untuk barang-barang yang berkaitan dengan kebutuhan pokok dan produk kesehatan.

Tokopedia, salah satu e-commerce, mencatat kenaikan transaksi sejak PSBB dijalankan. Produk yang paling banyak dicari antara lain berbagai jenis masker mulut, cairan antiseptik, sembako, dan kebutuhan pokok lainnya. ”Data internal Tokopedia menunjukkan kenaikan transaksi di produk kesehatan dan kebutuhan pokok lain sejak ada pandemi Covid-19 di Indonesia,” ujar Vice President Corporate Communication Tokopedia Nuraini Razak.

Tokopedia memberlakukan gratis ongkos pengiriman untuk pembelian di kategori kesehatan dan kebutuhan pokok. Hal itu disebut sebagai bentuk dukungan untuk mendorong penjual tetap menjaga ketersediaan produk dan menjaga harga tetap stabil. Sebab, belanja online diyakini dapat menjadi alternatif untuk mengurangi risiko persebaran penyakit sekaligus mendorong bisnis dan ekonomi lokal.

Tren yang sama dialami Bukalapak. Ada kenaikan transaksi sekitar 20 persen pada Maret 2020 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan nilai transaksi tersebut didorong permintaan produk bahan pokok sebesar 3,5 kali lipat, produk makanan dan minuman mencapai 2 kali lipat, serta produk obat-obatan meningkat sekitar 30 persen. ”Seiring dengan tingginya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, Bukalapak juga mencatat kenaikan yang sangat signifikan terhadap permintaan masker, yaitu sebesar 90 persen dibandingkan bulan sebelumnya,” ujar Senior Corporate Communications Manager Bukalapak Gicha Graciella.

Kenaikan transaksi belanja online juga dilaporkan naik berdasar data riset yang dihimpun telunjuk.com sebagai e-commerce hub di Indonesia. Pada periode survei yang dilakukan dalam rentang waktu 2 Maret hingga 5 April 2020, total transaksi dari tiga e-commerce besar, yakni Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee, ditaksir mencapai Rp 12,3 miliar dengan 670.755 transaksi.

Riset tersebut memaparkan, sejak adanya kabar mengenai pasien positif korona pertama di Indonesia pada 2 Maret 2020, total estimasi penjualan pada minggu itu diprediksi mencapai Rp 392 juta. Sedangkan pasca pengumuman PSBB 31 Maret 2020, total estimasi penjualan pada minggu tersebut Rp 4,1 miliar. Dengan demikian, total estimasi penjualan sembako di toko online mengalami kenaikan lebih dari 400 persen.

Sementara itu, Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung menyebutkan, anggotanya terus meningkatkan kesiapan platform dan keandalan distribusi. Pihak asosiasi juga terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk saling mengawasi pergerakan harga barang di pasar. ”Jika diperlukan, bisa dilakukan pemblokiran permanen kepada pedagang yang menggelembungkan harga secara tidak wajar,” ujarnya.

Mengenai distribusi, Untung mengatakan, anggotanya tetap memaksimalkan platform distribusi yang tersedia. Bisa menggandeng pihak ketiga, yaitu perusahaan kurir dan logistik, maupun menyiapkan armada pengiriman sendiri. ”Dua pola distribusi tersebut sampai sekarang masih berjalan meski beberapa ada penyesuaian karena PSBB. Untuk itu, kami juga perlu arahan dan komunikasi yang baik dari pemerintah tentang jaminan kepastian logistik ini,” ucapnya.

Pengusaha ritel konvensional juga merasakan perubahan pola belanja masyarakat selama PSBB. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan, ada peningkatan 15 hingga 20 persen penjualan yang dipesan melalui online. ”Makin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya physical dan social distancing sehingga mereka lebih memilih belanja via HP atau aplikasi,” ujar Roy.

Kendati demikian, terang Roy, sesuai dengan imbauan pemerintah, gerai-gerai ritel masih tetap dibuka untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok masyarakat. Meskipun PSBB berlaku, toko ritel yang menjual bahan pokok dan obat-obatan menjadi salah satu yang dikecualikan untuk tetap buka. ”Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir kesulitan mendapatkan bahan pokok,” ucapnya.

Baca Juga :  Dinas PUPR Rampungkan Pembangunan Gapura Cenderawasih di Ring Road

Koordinator Wilayah Timur I Aprindo April Wahyu Widati menyatakan, peritel modern memberikan perhatian besar terhadap pelaksanaan PSBB. Karena tujuannya untuk menekan penularan. Dalam masa pandemi sekarang, peritel modern menyiapkan platform untuk menjual produk secara online. ”Sehingga masyarakat masih bisa mendapatkan barang-barang di ritel modern dengan mudah,” jelasnya.

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, saat ini ada kecenderungan masyarakat melakukan transaksi secara online. Menurut April, secara omzet, barang-barang tertentu ada kenaikan. Misalnya barang pokok beras, mi instan, frozen food, buah, sayur, dan rempah-rempah. ”Tapi, kalau dibandingkan tahun lalu, ada penurunan untuk sirup dan biskuit. Harusnya saling menyubstitusi, tapi keseluruhan ada penurunan total omzet,” ungkapnya.

Pada bagian lain, Corporate Communication Alfamart Ame Dwi Pramesti menjelaskan, pihaknya mengembangkan layanan Alfamart Kring. Respons pelanggan terhadap layanan itu cukup positif sejak tiga minggu sebelum ditetapkannya PSBB. ”Sejauh ini ada peningkatan permintaan, tapi memang belum signifikan,” ungkapnya.

Ame mengakui, sejak munculnya pembatasan sosial akibat Covid-19, terjadi penurunan penjualan (sales) di toko. ”Panic buying tidak terjadi di level minimarket. Untuk toko bandara, sejak adanya lockdown penerbangan, toko kami tutup,” lanjutnya.

Pandemi Covid-19 juga membuat omzet UMKM Jatim turun drastis dalam sebulan terakhir. Hampir semua sektor sepi pembeli. ”Kemudian sebentar lagi dilanjutkan dengan PSBB di Surabaya Raya. Siap tidak siap ya dijalani saja,” tutur Ketua Himpunan Pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah Indonesia (Hipmikimdo) Jatim Bambang Wahyuono kemarin (26/4). Dia mencatat, penurunan penjualan UMKM Jatim rata-rata ada di kisaran 70 persen. Khususnya di kategori produk bordir, kulit, fashion, dan makanan.

Bambang mengungkapkan, semua pengusaha kecil saat ini memutar otak agar bisa survive. Salah satu cara yang dilakukan ialah mengalihkan penjualan via online. ”Sudah lebih dari 80 persen UMKM pindah ke daring sejak terjadinya korona. Terutama bidang fashion, aksesori, dan food,” paparnya.

Menurut Bambang, hasil bisnis lewat online memang belum kelihatan mengerek revenue sampai berapa persen. ”Tapi minimal dapat membuat kami bertahan,” ungkapnya.

Hipmikimdo memprediksi dalam dua minggu ke depan akan terlihat hasil penjualan online seperti apa. Mengingat mulai Selasa (28/4) PSBB di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik resmi diterapkan.

Terpisah, Ketua Umum Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI) Stephanus Koeswandi juga mengakui bahwa pihaknya telah mengarahkan para konsumen untuk bertransaksi online. Sebab, toko-toko baja sudah tutup. ”Memang Kemenperin memberikan izin operasional dan mobilitas di industri baja ringan ini. Tapi, demi mencegah persebaran virus, para pengusaha telah mengarahkan mereka ke channel digital untuk order taking,” urainya.

Stephanus menjelaskan, komposisi order taking via daring paling besar diperoleh dari WhatsApp. Kontribusinya mencapai 60 persen. Kemudian disusul aplikasi Metalmen 20 persen, lewat telepon 10 persen, dan marketplace 5 persen. ”Semua ini kami lakukan untuk tetap menjaga pemasukan. Karena demand baja ringan sudah turun 50 persen akibat pandemi,” ucapnya.

Manager Home Department Sogo Tunjungan Plaza Surabaya Ari Kristanty juga menerangkan, selama pandemi Covid-19, trafik kunjungan customer ke mal terjun bebas. Karena itu, pihaknya sekarang sangat mengoptimalkan website dan WhatsApp. ”Tren konsumen yang belanja via daring terus meningkat sejak adanya Covid. Kenaikannya sekitar 20 persen dibanding bulan sebelum korona. Utamanya di produk fashion dan kosmetik,” bebernya. Jika PSBB mulai berjalan, dia berharap transaksi online akan lebih naik lagi.

Aplikator Hapus Layanan Berboncengan

Aplikator ojek online (ojol) akan mematuhi peraturan gubernur Jawa Timur (Jatim) tentang PSBB. Chief Corporate Affairs PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) Nila Marita mengatakan, layanan transportasi roda dua (GoRide) tidak akan tersedia di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik mulai 28 April hingga 11 Mei 2020. Sedangkan layanan transportasi roda empat (GoCar) dan (GoBlueBird) tetap tersedia dengan maksimal dua orang penumpang per mobil.

Baca Juga :  Satgas Ops Deraku Cartenz 2021 Siap Amankan Venue dan Akomodasi PON

”Kami mengingatkan agar penumpang GoCar dan GoBlueBird menggunakan masker selama perjalanan serta mengikuti panduan keamanan yang diinformasikan lewat aplikasi,” tutur Nila kemarin.

Layanan pesan antar makanan (GoFood), layanan telemedik dan pengantaran obat (GoMed), serta pengantaran barang (GoSend, GoMart, GoShop, dan GoBox) tetap beroperasi seperti biasa. Nila menambahkan, pihaknya telah mengoptimalkan layanan GoShop untuk memudahkan masyarakat berbelanja kebutuhan harian. Hal itu dilakukan melalui layanan 10 Pasar Rakyat dan Pasar Sembako Murah dalam program Lumbung Pangan Jatim milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim. Program tersebut dilaksanakan mulai 21 April hingga 21 Juli 2020. ”Demi keamanan, masyarakat dapat menggunakan layanan ini tanpa kontak fisik secara langsung,” ucap Nila.

Gojek juga telah membuka Posko Aman Bersama Gojek di Jatim. Para driver dapat mengambil masker dan hand sanitizer serta melakukan cek temperatur tubuh secara gratis di posko tersebut. ”Selain itu, kendaraan para mitra secara berkala dibersihkan dengan disinfektan di posko tersebut,” sambung Nila.

Sementara itu, Chief Marketing Officer PT Tekno Karya Nusa (Nujek) Imam Syafii mengatakan, pihaknya juga akan mengarahkan agar driver menaati aturan terkait PSBB. Meski transaksi ojek (Nuride) pada start-up asal Surabaya itu sudah menurun sejak terjadi pandemi, layanan pengantaran makanan (Nufood), pengantaran barang (Nufast), dan belanja harian (Numart) melonjak hingga 200 persen. ”Kami sedang penjajakan. Kemarin sudah dipanggil Dinas Koperasi dan UMKM Jatim untuk meeting lebih lanjut,” ujarnya.

Penjajakan itu terkait dengan rencana menjadikan pedagang-pedagang pasar sebagai mitra belanja harian dan sembako Nujek. Sebelumnya Nujek sudah menyediakan layanan tersebut di 14 pasar di wilayah Pasuruan.

Untuk membantu driver yang pendapatannya menurun, Nujek telah menghapus potongan 15 persen bagi para driver di Surabaya dan Sidoarjo. Kebijakan bebas potongan itu diberlakukan sejak Maret lalu. ”Jadi, ongkos kirim 100 persen untuk driver,” ucap Imam.

Untuk wilayah Gresik, pihaknya masih perlu berkomunikasi lebih lanjut dengan mitra. ”Kita harapkan sama, bisa tanpa potongan,” imbuhnya. Sejauh ini Nujek telah menggandeng sekitar 2.000 mitra driver di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik.

Senada, Humas Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jatim Daniel Lukas Rorong mengatakan, driver roda dua akan mematuhi larangan memboncengkan penumpang. Driver roda empat juga akan menjaga jarak fisik dengan penumpang. Namun, sejauh ini belum ada komunikasi langsung soal PSBB. ”Baik dengan Pemprov Jatim maupun aplikator, belum ada sosialisasi,” ujarnya.

Daniel mengatakan, pada dasarnya driver mendukung penerapan PSBB. Namun, pihaknya membutuhkan bantuan pemerintah serta keringanan dari aplikator. Sebab, masih banyak driver yang belum mendapatkan bantuan dari program jaring pengaman sosial pemerintah, baik berupa sembako maupun uang tunai. Padahal, pendapatan driver sudah berkurang 50 hingga 70 persen sejak bulan lalu.

Penurunan pendapatan itu disebabkan menurunnya demand layanan antar penumpang sejak diterapkannya kebijakan bekerja dan belajar dari rumah. ”Kalau layanan antar makanan memang banyak naiknya, tapi memang permintaannya tidak seramai ojek penumpang. Makanya, kami minta dipercepatlah itu pencairan bantuan dari pemerintah dan juga potongan keuntungan oleh aplikator kalau bisa dihapus,” ucap Daniel. (agf/res/rin/car/c9/oni/JPG)

Naik 400 Persen, Kebutuhan Pokok dan Produk Kesehatan Mendominasi

PEMBATASAN sosial berskala besar (PSBB) menjadikan mobilitas jauh berkurang. Untuk urusan belanja, masyarakat kini mengandalkan transaksi online. Khususnya untuk barang-barang yang berkaitan dengan kebutuhan pokok dan produk kesehatan.

Tokopedia, salah satu e-commerce, mencatat kenaikan transaksi sejak PSBB dijalankan. Produk yang paling banyak dicari antara lain berbagai jenis masker mulut, cairan antiseptik, sembako, dan kebutuhan pokok lainnya. ”Data internal Tokopedia menunjukkan kenaikan transaksi di produk kesehatan dan kebutuhan pokok lain sejak ada pandemi Covid-19 di Indonesia,” ujar Vice President Corporate Communication Tokopedia Nuraini Razak.

Tokopedia memberlakukan gratis ongkos pengiriman untuk pembelian di kategori kesehatan dan kebutuhan pokok. Hal itu disebut sebagai bentuk dukungan untuk mendorong penjual tetap menjaga ketersediaan produk dan menjaga harga tetap stabil. Sebab, belanja online diyakini dapat menjadi alternatif untuk mengurangi risiko persebaran penyakit sekaligus mendorong bisnis dan ekonomi lokal.

Tren yang sama dialami Bukalapak. Ada kenaikan transaksi sekitar 20 persen pada Maret 2020 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan nilai transaksi tersebut didorong permintaan produk bahan pokok sebesar 3,5 kali lipat, produk makanan dan minuman mencapai 2 kali lipat, serta produk obat-obatan meningkat sekitar 30 persen. ”Seiring dengan tingginya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, Bukalapak juga mencatat kenaikan yang sangat signifikan terhadap permintaan masker, yaitu sebesar 90 persen dibandingkan bulan sebelumnya,” ujar Senior Corporate Communications Manager Bukalapak Gicha Graciella.

Kenaikan transaksi belanja online juga dilaporkan naik berdasar data riset yang dihimpun telunjuk.com sebagai e-commerce hub di Indonesia. Pada periode survei yang dilakukan dalam rentang waktu 2 Maret hingga 5 April 2020, total transaksi dari tiga e-commerce besar, yakni Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee, ditaksir mencapai Rp 12,3 miliar dengan 670.755 transaksi.

Riset tersebut memaparkan, sejak adanya kabar mengenai pasien positif korona pertama di Indonesia pada 2 Maret 2020, total estimasi penjualan pada minggu itu diprediksi mencapai Rp 392 juta. Sedangkan pasca pengumuman PSBB 31 Maret 2020, total estimasi penjualan pada minggu tersebut Rp 4,1 miliar. Dengan demikian, total estimasi penjualan sembako di toko online mengalami kenaikan lebih dari 400 persen.

Sementara itu, Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung menyebutkan, anggotanya terus meningkatkan kesiapan platform dan keandalan distribusi. Pihak asosiasi juga terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk saling mengawasi pergerakan harga barang di pasar. ”Jika diperlukan, bisa dilakukan pemblokiran permanen kepada pedagang yang menggelembungkan harga secara tidak wajar,” ujarnya.

Mengenai distribusi, Untung mengatakan, anggotanya tetap memaksimalkan platform distribusi yang tersedia. Bisa menggandeng pihak ketiga, yaitu perusahaan kurir dan logistik, maupun menyiapkan armada pengiriman sendiri. ”Dua pola distribusi tersebut sampai sekarang masih berjalan meski beberapa ada penyesuaian karena PSBB. Untuk itu, kami juga perlu arahan dan komunikasi yang baik dari pemerintah tentang jaminan kepastian logistik ini,” ucapnya.

Pengusaha ritel konvensional juga merasakan perubahan pola belanja masyarakat selama PSBB. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan, ada peningkatan 15 hingga 20 persen penjualan yang dipesan melalui online. ”Makin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya physical dan social distancing sehingga mereka lebih memilih belanja via HP atau aplikasi,” ujar Roy.

Kendati demikian, terang Roy, sesuai dengan imbauan pemerintah, gerai-gerai ritel masih tetap dibuka untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok masyarakat. Meskipun PSBB berlaku, toko ritel yang menjual bahan pokok dan obat-obatan menjadi salah satu yang dikecualikan untuk tetap buka. ”Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir kesulitan mendapatkan bahan pokok,” ucapnya.

Baca Juga :  Perdamaian Uret dan Gangsir sebelum Masa Tanam

Koordinator Wilayah Timur I Aprindo April Wahyu Widati menyatakan, peritel modern memberikan perhatian besar terhadap pelaksanaan PSBB. Karena tujuannya untuk menekan penularan. Dalam masa pandemi sekarang, peritel modern menyiapkan platform untuk menjual produk secara online. ”Sehingga masyarakat masih bisa mendapatkan barang-barang di ritel modern dengan mudah,” jelasnya.

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, saat ini ada kecenderungan masyarakat melakukan transaksi secara online. Menurut April, secara omzet, barang-barang tertentu ada kenaikan. Misalnya barang pokok beras, mi instan, frozen food, buah, sayur, dan rempah-rempah. ”Tapi, kalau dibandingkan tahun lalu, ada penurunan untuk sirup dan biskuit. Harusnya saling menyubstitusi, tapi keseluruhan ada penurunan total omzet,” ungkapnya.

Pada bagian lain, Corporate Communication Alfamart Ame Dwi Pramesti menjelaskan, pihaknya mengembangkan layanan Alfamart Kring. Respons pelanggan terhadap layanan itu cukup positif sejak tiga minggu sebelum ditetapkannya PSBB. ”Sejauh ini ada peningkatan permintaan, tapi memang belum signifikan,” ungkapnya.

Ame mengakui, sejak munculnya pembatasan sosial akibat Covid-19, terjadi penurunan penjualan (sales) di toko. ”Panic buying tidak terjadi di level minimarket. Untuk toko bandara, sejak adanya lockdown penerbangan, toko kami tutup,” lanjutnya.

Pandemi Covid-19 juga membuat omzet UMKM Jatim turun drastis dalam sebulan terakhir. Hampir semua sektor sepi pembeli. ”Kemudian sebentar lagi dilanjutkan dengan PSBB di Surabaya Raya. Siap tidak siap ya dijalani saja,” tutur Ketua Himpunan Pengusaha Mikro, Kecil, dan Menengah Indonesia (Hipmikimdo) Jatim Bambang Wahyuono kemarin (26/4). Dia mencatat, penurunan penjualan UMKM Jatim rata-rata ada di kisaran 70 persen. Khususnya di kategori produk bordir, kulit, fashion, dan makanan.

Bambang mengungkapkan, semua pengusaha kecil saat ini memutar otak agar bisa survive. Salah satu cara yang dilakukan ialah mengalihkan penjualan via online. ”Sudah lebih dari 80 persen UMKM pindah ke daring sejak terjadinya korona. Terutama bidang fashion, aksesori, dan food,” paparnya.

Menurut Bambang, hasil bisnis lewat online memang belum kelihatan mengerek revenue sampai berapa persen. ”Tapi minimal dapat membuat kami bertahan,” ungkapnya.

Hipmikimdo memprediksi dalam dua minggu ke depan akan terlihat hasil penjualan online seperti apa. Mengingat mulai Selasa (28/4) PSBB di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik resmi diterapkan.

Terpisah, Ketua Umum Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI) Stephanus Koeswandi juga mengakui bahwa pihaknya telah mengarahkan para konsumen untuk bertransaksi online. Sebab, toko-toko baja sudah tutup. ”Memang Kemenperin memberikan izin operasional dan mobilitas di industri baja ringan ini. Tapi, demi mencegah persebaran virus, para pengusaha telah mengarahkan mereka ke channel digital untuk order taking,” urainya.

Stephanus menjelaskan, komposisi order taking via daring paling besar diperoleh dari WhatsApp. Kontribusinya mencapai 60 persen. Kemudian disusul aplikasi Metalmen 20 persen, lewat telepon 10 persen, dan marketplace 5 persen. ”Semua ini kami lakukan untuk tetap menjaga pemasukan. Karena demand baja ringan sudah turun 50 persen akibat pandemi,” ucapnya.

Manager Home Department Sogo Tunjungan Plaza Surabaya Ari Kristanty juga menerangkan, selama pandemi Covid-19, trafik kunjungan customer ke mal terjun bebas. Karena itu, pihaknya sekarang sangat mengoptimalkan website dan WhatsApp. ”Tren konsumen yang belanja via daring terus meningkat sejak adanya Covid. Kenaikannya sekitar 20 persen dibanding bulan sebelum korona. Utamanya di produk fashion dan kosmetik,” bebernya. Jika PSBB mulai berjalan, dia berharap transaksi online akan lebih naik lagi.

Aplikator Hapus Layanan Berboncengan

Aplikator ojek online (ojol) akan mematuhi peraturan gubernur Jawa Timur (Jatim) tentang PSBB. Chief Corporate Affairs PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) Nila Marita mengatakan, layanan transportasi roda dua (GoRide) tidak akan tersedia di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik mulai 28 April hingga 11 Mei 2020. Sedangkan layanan transportasi roda empat (GoCar) dan (GoBlueBird) tetap tersedia dengan maksimal dua orang penumpang per mobil.

Baca Juga :  Warga Diminta Tetap Patuhi Prokes

”Kami mengingatkan agar penumpang GoCar dan GoBlueBird menggunakan masker selama perjalanan serta mengikuti panduan keamanan yang diinformasikan lewat aplikasi,” tutur Nila kemarin.

Layanan pesan antar makanan (GoFood), layanan telemedik dan pengantaran obat (GoMed), serta pengantaran barang (GoSend, GoMart, GoShop, dan GoBox) tetap beroperasi seperti biasa. Nila menambahkan, pihaknya telah mengoptimalkan layanan GoShop untuk memudahkan masyarakat berbelanja kebutuhan harian. Hal itu dilakukan melalui layanan 10 Pasar Rakyat dan Pasar Sembako Murah dalam program Lumbung Pangan Jatim milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim. Program tersebut dilaksanakan mulai 21 April hingga 21 Juli 2020. ”Demi keamanan, masyarakat dapat menggunakan layanan ini tanpa kontak fisik secara langsung,” ucap Nila.

Gojek juga telah membuka Posko Aman Bersama Gojek di Jatim. Para driver dapat mengambil masker dan hand sanitizer serta melakukan cek temperatur tubuh secara gratis di posko tersebut. ”Selain itu, kendaraan para mitra secara berkala dibersihkan dengan disinfektan di posko tersebut,” sambung Nila.

Sementara itu, Chief Marketing Officer PT Tekno Karya Nusa (Nujek) Imam Syafii mengatakan, pihaknya juga akan mengarahkan agar driver menaati aturan terkait PSBB. Meski transaksi ojek (Nuride) pada start-up asal Surabaya itu sudah menurun sejak terjadi pandemi, layanan pengantaran makanan (Nufood), pengantaran barang (Nufast), dan belanja harian (Numart) melonjak hingga 200 persen. ”Kami sedang penjajakan. Kemarin sudah dipanggil Dinas Koperasi dan UMKM Jatim untuk meeting lebih lanjut,” ujarnya.

Penjajakan itu terkait dengan rencana menjadikan pedagang-pedagang pasar sebagai mitra belanja harian dan sembako Nujek. Sebelumnya Nujek sudah menyediakan layanan tersebut di 14 pasar di wilayah Pasuruan.

Untuk membantu driver yang pendapatannya menurun, Nujek telah menghapus potongan 15 persen bagi para driver di Surabaya dan Sidoarjo. Kebijakan bebas potongan itu diberlakukan sejak Maret lalu. ”Jadi, ongkos kirim 100 persen untuk driver,” ucap Imam.

Untuk wilayah Gresik, pihaknya masih perlu berkomunikasi lebih lanjut dengan mitra. ”Kita harapkan sama, bisa tanpa potongan,” imbuhnya. Sejauh ini Nujek telah menggandeng sekitar 2.000 mitra driver di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik.

Senada, Humas Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jatim Daniel Lukas Rorong mengatakan, driver roda dua akan mematuhi larangan memboncengkan penumpang. Driver roda empat juga akan menjaga jarak fisik dengan penumpang. Namun, sejauh ini belum ada komunikasi langsung soal PSBB. ”Baik dengan Pemprov Jatim maupun aplikator, belum ada sosialisasi,” ujarnya.

Daniel mengatakan, pada dasarnya driver mendukung penerapan PSBB. Namun, pihaknya membutuhkan bantuan pemerintah serta keringanan dari aplikator. Sebab, masih banyak driver yang belum mendapatkan bantuan dari program jaring pengaman sosial pemerintah, baik berupa sembako maupun uang tunai. Padahal, pendapatan driver sudah berkurang 50 hingga 70 persen sejak bulan lalu.

Penurunan pendapatan itu disebabkan menurunnya demand layanan antar penumpang sejak diterapkannya kebijakan bekerja dan belajar dari rumah. ”Kalau layanan antar makanan memang banyak naiknya, tapi memang permintaannya tidak seramai ojek penumpang. Makanya, kami minta dipercepatlah itu pencairan bantuan dari pemerintah dan juga potongan keuntungan oleh aplikator kalau bisa dihapus,” ucap Daniel. (agf/res/rin/car/c9/oni/JPG)

spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img
spot_img
spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img