JAYAPURA – Pemahaman masyarakat soal tenaga medis dan dokter menjadi benteng pertahanan dalam penanggulangan virus Covid 19 diminta untuk dirubah. Jangan lagi menganggap dokter sebagai pihak utama yang akan menyembuhkan atau menangani pasien positif tetapi bagaimana mendorong upaya pencegahan agar masyarakat jangan sampai terjangkit.
“Kita perlu rubah strategi berperang, dimana garda terdepan itu bukan lagi dokter dan medis seperti pemahaman selama ini tetapi bagaimana menjadikan masyarakat yang menjadi garda terdepan. Masyarakat harus bisa menjaga dirinya dan jangan sampai tertular. Kalau ini berhasil artinya kami di belakang akan lebih ringan,” kata Ketua Satgas Civod 19, dr Silwanus Sumule di kantor Dinkes Provinsi Papua, Kotaraja.
Ia menyatakan jika masyarakat tertib ini akan sangat membantu pihak medis di barisan belakang. “Jadi bukan dokter perawat atau tenaga medis lainnya yang menjadi garda terdepan bukan petugas kesehatan. Dulu kami dibilang petugas paling depan, itu kita rubah sebab kalau masyarakat tertib maka pertahanan pasti kuat. Jika masyarakat sudah aman maka kami di belakang tidak perlu susah payah,” ujar Sumule menganalogikan. Nantinya jika masyarakat sudah mampu bertahan secara baik namun ada yang masih dinyatakan positif, itulah yang menjadi urusan para dokter.
“Yang lolos-lolos ini yang akan kami tapis di belakang sebab dalam sepakbola serangan terus menerus pasti jebol juga di belakang jadi yang di depan harus bagus,” ucap Sumule optimis. bebernya. Strategi ini disampaikan harus dipahami masyarakat sebab ada tugas berat yang menanti para dokter jika situasi berubah. Ada ribuan Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang statusnya sewaktu-waktu berubah. Jika terus bertambah menjadi PDP maka situasi akan mengkhawatirkan.
“Kami bersyukur karena ada langkah cepat dari gubernur lalu kalau ditanya mengapa jumlah ODP meningkat tajam, ini karena tim bekerja mendata dan mengumpulkan informasi dari daerah juga berjalan baik,” imbuhnya. Yang diperlukan saat ini kata Sumule adalah mengantisipasi kebutuhan masker dan Alat Pelindung Diri Lainnya. “Kalau pasien dalam kondisi sakit ringan kami masih bisa tenang, begitu juga jika sakit sedang. Namun jika sakit berat ini yang sulit. Soalnya ventilator harus siap dan harus terus dipasang. Untuk usia lanjut harus lebih hati-hati apalagi jika memiliki penyakit bawaan,” pungkasnya. (ade/wen)