24.7 C
Jayapura
Friday, September 29, 2023

Ubah Strategi, Masyarakat yang Jadi Benteng Pertahanan

JAYAPURA – Pemahaman masyarakat soal tenaga medis dan dokter menjadi benteng pertahanan dalam penanggulangan virus Covid 19 diminta untuk dirubah. Jangan lagi menganggap dokter sebagai pihak utama yang akan menyembuhkan atau menangani pasien positif tetapi bagaimana mendorong upaya pencegahan agar masyarakat jangan sampai terjangkit.

“Kita perlu rubah strategi berperang, dimana garda terdepan itu bukan lagi dokter dan medis seperti pemahaman selama ini tetapi bagaimana menjadikan masyarakat yang menjadi garda terdepan. Masyarakat harus bisa menjaga dirinya dan jangan sampai tertular. Kalau ini  berhasil artinya kami di belakang akan lebih  ringan,” kata Ketua Satgas Civod 19, dr Silwanus Sumule di kantor Dinkes Provinsi Papua, Kotaraja.

Ia menyatakan jika masyarakat tertib ini akan sangat membantu pihak medis di barisan belakang. “Jadi bukan dokter perawat atau tenaga medis lainnya yang menjadi garda terdepan bukan petugas kesehatan. Dulu kami dibilang petugas paling depan, itu kita rubah sebab kalau masyarakat tertib maka pertahanan pasti kuat. Jika masyarakat sudah aman maka kami di belakang tidak perlu susah payah,” ujar Sumule menganalogikan. Nantinya jika masyarakat sudah mampu bertahan secara baik namun ada yang masih dinyatakan positif, itulah yang menjadi urusan para dokter.

Baca Juga :  Komplek yang Aktifkan Poskamling Dijauhi Pencuri

“Yang lolos-lolos ini yang akan kami tapis di belakang sebab dalam sepakbola serangan terus menerus pasti jebol juga di belakang jadi yang di depan harus bagus,” ucap Sumule optimis. bebernya.   Strategi ini disampaikan harus dipahami masyarakat sebab  ada tugas berat yang menanti para dokter jika situasi berubah. Ada ribuan  Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang statusnya  sewaktu-waktu berubah. Jika terus bertambah menjadi PDP maka situasi akan mengkhawatirkan.

“Kami bersyukur karena ada langkah cepat dari gubernur lalu kalau ditanya mengapa jumlah ODP meningkat tajam, ini karena tim bekerja mendata dan mengumpulkan informasi dari daerah juga berjalan baik,” imbuhnya.  Yang diperlukan saat ini kata Sumule adalah mengantisipasi kebutuhan masker dan Alat Pelindung Diri Lainnya. “Kalau pasien dalam kondisi sakit ringan kami masih bisa tenang, begitu juga jika sakit sedang. Namun jika sakit berat ini yang sulit. Soalnya ventilator harus siap dan harus terus dipasang. Untuk usia lanjut harus lebih hati-hati apalagi jika memiliki penyakit bawaan,” pungkasnya. (ade/wen)

Baca Juga :  Satgas Binmas Noken Serahkan 1.000 Bibit Ikan Mujair

JAYAPURA – Pemahaman masyarakat soal tenaga medis dan dokter menjadi benteng pertahanan dalam penanggulangan virus Covid 19 diminta untuk dirubah. Jangan lagi menganggap dokter sebagai pihak utama yang akan menyembuhkan atau menangani pasien positif tetapi bagaimana mendorong upaya pencegahan agar masyarakat jangan sampai terjangkit.

“Kita perlu rubah strategi berperang, dimana garda terdepan itu bukan lagi dokter dan medis seperti pemahaman selama ini tetapi bagaimana menjadikan masyarakat yang menjadi garda terdepan. Masyarakat harus bisa menjaga dirinya dan jangan sampai tertular. Kalau ini  berhasil artinya kami di belakang akan lebih  ringan,” kata Ketua Satgas Civod 19, dr Silwanus Sumule di kantor Dinkes Provinsi Papua, Kotaraja.

Ia menyatakan jika masyarakat tertib ini akan sangat membantu pihak medis di barisan belakang. “Jadi bukan dokter perawat atau tenaga medis lainnya yang menjadi garda terdepan bukan petugas kesehatan. Dulu kami dibilang petugas paling depan, itu kita rubah sebab kalau masyarakat tertib maka pertahanan pasti kuat. Jika masyarakat sudah aman maka kami di belakang tidak perlu susah payah,” ujar Sumule menganalogikan. Nantinya jika masyarakat sudah mampu bertahan secara baik namun ada yang masih dinyatakan positif, itulah yang menjadi urusan para dokter.

Baca Juga :  Satgas Binmas Noken Serahkan 1.000 Bibit Ikan Mujair

“Yang lolos-lolos ini yang akan kami tapis di belakang sebab dalam sepakbola serangan terus menerus pasti jebol juga di belakang jadi yang di depan harus bagus,” ucap Sumule optimis. bebernya.   Strategi ini disampaikan harus dipahami masyarakat sebab  ada tugas berat yang menanti para dokter jika situasi berubah. Ada ribuan  Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang statusnya  sewaktu-waktu berubah. Jika terus bertambah menjadi PDP maka situasi akan mengkhawatirkan.

“Kami bersyukur karena ada langkah cepat dari gubernur lalu kalau ditanya mengapa jumlah ODP meningkat tajam, ini karena tim bekerja mendata dan mengumpulkan informasi dari daerah juga berjalan baik,” imbuhnya.  Yang diperlukan saat ini kata Sumule adalah mengantisipasi kebutuhan masker dan Alat Pelindung Diri Lainnya. “Kalau pasien dalam kondisi sakit ringan kami masih bisa tenang, begitu juga jika sakit sedang. Namun jika sakit berat ini yang sulit. Soalnya ventilator harus siap dan harus terus dipasang. Untuk usia lanjut harus lebih hati-hati apalagi jika memiliki penyakit bawaan,” pungkasnya. (ade/wen)

Baca Juga :  Pemkot akan Benahi Rusun di DoK IX
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img
spot_img
spot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

spot_img