Meninjau Konten dan Manfaat Buku Saku Anak Papua Sehat Covid 19
Selasa (21/4) lalu, Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua meluncurkan buku saku Anak Papua Sehat Covid 19. Apa manfaat dari buku tersebut di tengah pandemi Covid 19 di Papua? Berikut tinjauan Cenderawasih Pos
Laporan: GRATIANUS SILAS, Jayapura
Selain perekonomian, sektor pendidikan boleh dikata yang termasuk paling dirugikan oleh Coronavirus Disease 2019 (Covid 19). Pasalnya, sekolah terpaksa harus dihentikan untuk sementara waktu, dan peserta didik diminta untuk belajar di tempat tinggalnya masing-masing.
Bagi peserta didik yang tinggal di daerah perkotaan barangkali tidak memiliki banyak kendala, mengingat akses terhadap materi pendidikan yang mudah dijangkau, terlebih dengan menggunakan internet, televisi, maupun radio.
Namun, pernahkah terlintas di benak kita perihal akses materi pendidikan bagi peserta didik di daerah pedalaman? Boro-boro televisi, untuk radio saja kemungkinan besar tidak semuanya punya. Tak heran jikalau akses terhadap materi pendidikan yang paling memungkinkan ialah melalui bacaan, baik koran cetak maupun buku.
Inilah yang dipahami benar oleh Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua. Menolak berdiam diri di tengah pandemi global yang juga melanda Papua itu, Kepala DPPAD Provinsi Papua, Christian Sohilait, memimpin jajarannya menjawab kebutuhan anak-anak akan pendidikan di pedalaman Papua, dengan mengadakan buku saku Anak Papua Sehat Covid 19 yang bersumber dari anggaran pendidikan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Papua tersebut.
“Buku saku Anak Papua Sehat Covid 19 ini merupakan suatu terobosan, di mana di saat semua orang disarankan untuk bekerja, beribadah, dan belajar di rumah, maka kita memerlukan sebuah informasi manajemen Covid 19 yang dapat dibaca oleh mereka yang tinggal jauh di pelosok Papua,” terang Christian Sohilait.
Buku saku 29 halaman yang disusun Universitas Gadjah Mada dan DPPAD Provinsi Papua tersebut berkonten pengetahuan umum perihal Covid 19, seperti halnya mengenal istilah dalam Covid 19, cara penularan, termasuk langkah-langkah pencegahan dari social/physical distancing, mencuci tangan, cara membuat cairan disinfektan dan masker kain, hingga bagaimana menggunakan masker yang benar.
“Buku ini akan menjadi solusi informasi secara offline yang dapat membantu anak-anak usia sekolah, bahkan juga para orang tua, di seluruh Papua untuk bagaimana menghadapi Covid 19. Kita harus lebih menolong lagi anak-anak belajar di rumah. Demikian, buku bacaan memiliki peran yang penting, bukan hanya sekedar mengisi waktu luang, melainkan pula kita mendapatkan pengetahuan dari bacaan tersebut,” sambungnya.
Penanggung jawab penyusunan buku saku Anak Papua Sehat Covid 19, dr. Riris Andono Ahmad, PhD., mengakui bahwa andil besar Kepala DPPAD Provinsi Papua, Christian Sohilait, yang mentranslasikan buku saku tersebut ke dalam bahasa lokal yang lebih dekat dan lebih dipahami oleh masyarakat, khususnya anak-anak di Papua.
“Harapan kami, bisa membantu anak-anak memahami isi buku, dengan dibantu orang tua di rumah, sehingga mereka memiliki pengetahuan esensial terkait Covid 19 dan dapat melakukan pencegahan terhadap pandemi ini,” aku dr. Riris Andono Ahmad, PhD.
Asisten Bidang Perekonomian dan Kesra Sekda Papua, Muhammad Musa’ad memiliki harapan yang besar terhadap buku saku Anak Papua Sehat Covid 19 yang menyajikan pengetahuan umum perihal Covid 19 dengan gaya Papua, agar dapat memberikan pemahaman bagi anak-anak usia sekolah tentang Covid 19.
“Kita harapkan, buku-buku ini didistribusikan bagi anak-anak usia sekolah yang sementara sedang belajar di rumah, khususnya mereka di daerah terpencil di Papua. Ini terobosan yang positif dalam mendukung belajar anak di rumah dalam memahami buku Anak Papua Sehat Covid 19 secara riil perihal situasi dan kondisi yang dihadapi terkait Covid 19 saat ini,” tambahnya.
Diketahui bahwa sebanyak 1000 buku saku Anak Papua Sehat Covid 19 telah dicetak dan akan didistribusikan, yang mana untuk permulaan akan didistribusikan di Jayawijaya, Lanny Jaya, Tolikara, dan Yalimo. Kemudian, distrubusi disusul di kabupaten/daerah terpencil lainnya. (*/wen)