SENTANI-Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Khairul Lie mengungkapkan, apa yang dikatakan Kepala Kampung Asei Besar terkait adanya kasus Stunting sebanyak 23 anak di Kampung Asei Besar itu tidak benar. Yang benar hanya 4 anak saja dan saat ini sudah ditangani dengan baik.
“Kepala kampung harus paham dulu apa itu stunting dan yang bisa mengatakan anak itu stunting atau tidak itu orang kesehatan yang tahu dan bisa mengatakan, kecuali kepala kampung dapat data resmi dari Dinkes dan selain data dari Dinkes tentu tidak valid,”ucapnya, Rabu(30/8)
Kadis menjelaskan, anak dikatakan stunting tentu melalui berbagai proses yang harus dilalui dan ada standarnya mulai dari pengukuran tinggi badan, pengukuran berat badan, sehingga harus dilakukan pengukuran dan dimasukan table set skor. Tidak bisa disimpulkan masyarakat awam.
Diakui, kasus Stunting masih tinggi di Distrik Sentani dan penyebab stunting sangat multi komplek dimana anak asupan gizinya tidak baik, misalnya persoalan gizi dalam RT karena persoalan kemiskinan ekstrim dan pola asuh RT yang tidak baik. Termasuk faktor lainnya penyebab penyakit akibat penyakit menular seperti TBC dan penyakit malaria, pengaruh sanitasi juga karena orang masih buang air besar sembarangan ini juga menyumbang sanitasi yang buruk.
Untuk itu, dalam upaya percepatan penurunan stunting tentu harus ada kolaborasi semua OPD teknis hingga kepala distrik, kepala kampung dan semua pihak bisa sama-sama membantu sesuai dengan tupoksinya seperti soal sanitasi bisa dilakukan Dinas PUPR, pemberian makanan tambahan juga bisa dari kepala kampong dan juga dari Dinkes Kabupaten Jayapura serta OPD lainnya.(dil/ary)
Reporter: Priyadi
SENTANI-Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Khairul Lie mengungkapkan, apa yang dikatakan Kepala Kampung Asei Besar terkait adanya kasus Stunting sebanyak 23 anak di Kampung Asei Besar itu tidak benar. Yang benar hanya 4 anak saja dan saat ini sudah ditangani dengan baik.
“Kepala kampung harus paham dulu apa itu stunting dan yang bisa mengatakan anak itu stunting atau tidak itu orang kesehatan yang tahu dan bisa mengatakan, kecuali kepala kampung dapat data resmi dari Dinkes dan selain data dari Dinkes tentu tidak valid,”ucapnya, Rabu(30/8)
Kadis menjelaskan, anak dikatakan stunting tentu melalui berbagai proses yang harus dilalui dan ada standarnya mulai dari pengukuran tinggi badan, pengukuran berat badan, sehingga harus dilakukan pengukuran dan dimasukan table set skor. Tidak bisa disimpulkan masyarakat awam.
Diakui, kasus Stunting masih tinggi di Distrik Sentani dan penyebab stunting sangat multi komplek dimana anak asupan gizinya tidak baik, misalnya persoalan gizi dalam RT karena persoalan kemiskinan ekstrim dan pola asuh RT yang tidak baik. Termasuk faktor lainnya penyebab penyakit akibat penyakit menular seperti TBC dan penyakit malaria, pengaruh sanitasi juga karena orang masih buang air besar sembarangan ini juga menyumbang sanitasi yang buruk.
Untuk itu, dalam upaya percepatan penurunan stunting tentu harus ada kolaborasi semua OPD teknis hingga kepala distrik, kepala kampung dan semua pihak bisa sama-sama membantu sesuai dengan tupoksinya seperti soal sanitasi bisa dilakukan Dinas PUPR, pemberian makanan tambahan juga bisa dari kepala kampong dan juga dari Dinkes Kabupaten Jayapura serta OPD lainnya.(dil/ary)
Reporter: Priyadi