Ilustrasi Penipuan Perekutan CPNS
CEPOSONLINE.COM, KEEROM- Seorang wanita berinisial LR diadukan ke polisi oleh puluhan orang korbannya atas dugaan kasus penipuan terkait rekrutmen 1000 Honorer di Kabupaten Keerom tahun 2019 silam.
Data yang dihimpun Ceposonline.com, Pada tahun 2019 lalu, LR meminta sejumlah uang kepada masyarakat dengan jaminan akan lolos honorer 1000 Kabupaten Keerom. Setelah sejumlah korban kumpul uang, ternyata tidak lolos jadi Honorer seperti yang dijanjikan oknum terduga pelaku tersebut.
Tidak sesuai perjanjian, sejumlah korban yang merupakan warga Kota Jayapura ini langsung membuat pengaduan di Polsek Jayapura Selatan, Selasa 19 September 2023 sekaligus melakukan pertemuan, namun terduga pelaku tidak jadi datang dengan alasan ada panggilan dari Bupati Keerom untuk mengikuti kegiatan, sehingga pertemuan dibatalkan.
Dalam keterangan Kapolsek Jayapura Selatan, AKP Frets Lamahan membenarkan adanya aduan masyarakat terkait dugaan penipuan terkait rekrutmen honorer di Kabupaten Keerom.
“Informasi itu memang benar, tapi masih bersifat pengaduan belum ada laporan polisi. Sebenarnya hari ini ada pertemuan tetapi ada alasan dari terduga pelaku LR akhirnya batal,” ujar Kapolsek saat dikonfirmasi Ceposonline.com via seluler, Selasa (19/9/2023) malam ini.
Terkait bawa nama bupati dan detail persoalan, pihak Polsek Japsel belum mendapatkan informasi, karena yang dilakukan pihak korban hanya bersifat pengaduan.
“Rencana pertemuan ulang itu hari jumat, nanti kita pertemuan kedua pihak baru kita tanya detail persoalannya,” terangnya.
Sementara itu, keterangan dari salah seorang korban, Jems Steven Latukolan mengaku kenal terduga pelaku tahun 2019 lalu dari saudaranya. Sejak saat itu informasi menyebar luas akhirnya banyak masyarakat yang ikut terlibat.
“Sebenarnya kita yang korban sangat banyak, tapi yang sudah membuat pengaduan ke Polsek Japsel kurang lebih 20 orang,” ujar Jems Steven Latukolan saat dikonfirmasi Ceposonline.com via seluler, Selasa (19/9/2023) malam.
Menurut korban yang berdomisili di Hamadi Resimen Kota Jayapura ini, terkait uang yang di minta terduga pelaku sudah cukup banyak, bahakan ada yang sampe puluhan juta.
“Uang yang diminta terduga pelaku tidak langsung tapi bertahap. Saya dan saudara punya totalnya hampir 7 juta lebih, tapi korban yang lain ada yang sampe 30 juta lebih,” terangnya.
Terduga pelaku juga sempat berdalih akan ke Jakarta untuk mengawal berkas dari calon honorer untuk memastikan nama-nama yang direkrut bisa tembus sampai di tahapan hasil.
“Kita juga pernah kumpul uang untuk ibu LR, karena waktu itu menurut dia akan ke Jakarta untuk mengawal berkas honorer kita,” bebernya.
Aksi tak terpuji dari terduga pelaku ini mulai tercium oleh sejumlah korban beberapa waktu terakhir, lantaran saat ditanya kejelasan terkait honorer yang dijanjikan, terduga pelaku memberikan sejumlah alasan yang tidak masuk akal.
“Kita mulai curiga itu tidak ada jawaban pasti dari LR. Saat kita tanya kejelasan, dia selalu jawab nanti tunggu bulan depan dan jawaban itu terus setiap kali kami tanya. Makanya selama ini kami cari waktu dan momen yang tepat untuk bertemu LR,” terangnya.
Menurut Jems, terkait batalnya pertemuan di Polsek Japsel, terduga pelaku yang merupakan honorer di Kabupaten Keerom ini beralasan dipanggil Bupati Keerom karena ada kegiatan.
“Tadi sore kami saat datang di Polsek Japsel, kami mendapatkan informasi bahwa ibu LR tidak bisa hadir karena dipanggil Bupati Keerom untuk kegiatan,” ungkapnya.
Pihak korban berharap, kasus ini bisa diusut segera agar terduga pelaku bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya terhadap sejumlah korban.(*)