MERAUKE – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dikbudpar) Kabupaten Merauke saat ini sedang menggagas Kampung Wisata di kawasan perbatasan negara RI dengan PNG.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Merauke Benhur Rentandatu, SE, MAP, menjawab pertanyaan media ini di Kantor bupati Merauke, Sabtu (27/5) mengungkapkan bahwa kampung-kampung yang akan menjadi kampung wisata tersebut adalah Kampung Wasur, Kampung Rawa Biru, Kampung Yanggandur dan Kampung Sota.
‘’Saat ini kita sedang menggagas pembentukan kampung wisata, di Kampung Wasur, Rawa Biru, Yanggandur dan Sota. Rencananya bulan depan pada minggu ketiga akan dilaunching dan mudah-mudahan pak bupati ada waktu untuk launching di titik nol perbatasan,’’ tandas mantan Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Merauke ini.
Benhur menjelaskan, untuk Kampung Wasur akan dikembangkan wisata budaya, wisata alam dan wisata religi. Kemudian untuk Rawa Biru, difokuskan untuk pengembangan wisata air. Namun demikian, jelas dia, untuk Rawa Biru tersebut akan diatur sedemikian rumah, karena sumber air bersih bagi masyarakat Kota Merauke berasal dari Rawa Biru.
Lalu Kampung Yanggandur. Menurutnya, untuk Kampung Yanggandur akan didorong menjadi pariwisata kreatif karena di sana ada produk madu hutan yakni madu Pokos yang menurutnya saat ini gencar dicari orang karena memiliki kasiat tersendiri. Sementara Kampung Sota akan difokuskan pada pengembangan wisata perbatasan.
Soal alasan memilih perbatasan untuk pengembangan wisata tersebut, Benhur Rentandatu mengungkapkan bahwa perbatasan menjadi pusat pengembangan pariwisata karena pertama ada potensi. Kedua, Sota punya magnet tersendiri dimana berada di perbatasna negara antara Indonesia dan PNG.
‘’Artinya ketika orang dari luar datang ke Merauke dan tahu titik nol perbatasan hanya ditempuh kurang lebih 1 jam perjalanan darat maka orang akan ke sana. Terlepas apapun yang akan dilihat dan dinikmati di sana, itu urusan nanti. Yang penting sampai dititik nol dulu, karena orang dari kecil menyanyikan lagu Dari Sabang Sampai Merauke,’’ pungkasnya. (ulo/tho)