Foto bersama tim Persipura sebelum melawan Kalteng Putra. Foto saiful/persipura
JAYAPURA– Persipura Jayapura sukses menahan imbang tuan rumah Kalteng Putra dengan skor akhir 1-1 pada pertandingan pembuka Liga 2 yang berlangsung di Stadion Tuah Pahoe, Minggu (10/9).
Di balik kesuksesan Persipura mencuri satu poin di kandang Kalteng Putra tersebut ada hal yang menarik yang perlu diketahui oleh seluruh masyarakat di Papua dan pecinta Persipura di Indonesia.
Jika melihat jauh sebelumnya, tim kebanggan masyarakat Papua ini selalu tampil pada kompetisi setiap tahun selalu ada sponsor yang mendukung mereka.
Logo atau nama perusahan yang menjadi sponsor selalu disematkan di kostum kebesaran Mutiara Hitam.
Jika melihat dari semua kompetisi yang diikuti Persipura di tahun-tahun sebelumnya, baik di AFC atau Liga 1, selalu ada nama PT. Freeport Indonesia dan Bank Papua yang menjadi sponsor utama mereka.
Justru sebaliknya keikutsertaan Persipura pada Kompetisi Liga 2 musim ini justru tampil tanpa ada dukungan sponsor apapun.
Ini terlihat jelas pada kostum yang dikenakan pemain Persipura pada saat laga melawan tuan rumah Kalteng Putra.
Yustinus Pae dan kawan-kawan yang turun bermain dengan memakai kostum berwarna putih tanpa ada tulisan sponsor apapun yang menyematkan di bagian depan dada pemain.
Terlihat jelas putih polos tanpa ada nama apapun yang tertulis di baju tandang mereka kali ini. Hanya ada tulisan nomor di bagian belakang punggung pemain.
Berbeda dengan Kalteng Putra yang memakai baju berwarna merah terlihat jelas tulisan nama sponsor yang disematkan pada bagian depan kostum kebesaran mereka.
Dengan belum adanya nama sponsor yang tersemat di kostum Persipura saat ini, maka bisa diprediksi bahwa manajemen Persipura masih menggunakan dana pribadi milik manajemen.
Namun ceposonline.com menilik kembali soal kebutuhan tim, dimana kebutuhan anggaran tim saat laga tandang cukup besar hingga menelan anggaran mencapai ratusan juta.
Kebutuhan anggaran itu untuk dipakai memenuhi kebutuhan tim mulai dari pembayaran tiket pesawat, hotel,, gaji pemain serta kebutuhan lainnya.
Situasi ini tentu manarik untuk digali terus, apakah Persipura bisa bertahan di Liga 2 tanpa dukungan sponsor atau sebaliknya mereka hanya bisa bertahan untuk beberapa laga ke depan dan memilih mundur di tengah jalan.
Namun jika melihat dari keseriusan manajemen Persipura saat ini, Mutiara Hitam bisa saja terus melanjutkan Liga 2 tahun ini walaupun tanpa sponsor mendukung mereka.
Sementara itu dari informasi yang diterima ceposonline.com dari beberapa sumber terpercaya dimana Persipura kesulitan mendapatkan dukungan dari kedua sponsornya yakni PT. Bank Papua dan PT. Freeport Indonesia.
Hal ini berkaitan bukti pertanggungjawaban pengunaan anggaran yang dipakai Persipura di Liga 2 musim 2022 lalu belum dilaporkan oleh manajemen sebelumnya.
Hingga saat ini kedua sponsor utama Persipura itu baru bisa memberikan dukungan mereka apabila Persipura bisa menyerahkan pertanggungjawaban keuangan mereka.
Seperti diketahui Persipura pada Liga 2 musim 2022 lalu telah melakukan perombakan manajemen, dimana Yan P. Mandenas ditunjuk sebagai Manager Persipura. (*)