WAMENA – Aksi penyerangan sekelompok orang yang berada dalam kantor Gubernur Papua Pegunungan terhadap ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat dan Mahasiswa Peduli Pembangunan sangat disayangkan, lantaran demo dilakukan untuk kepentingan bersama namun ada penolakan dari masa yang pro bahkan dilakukan pelemparan dengan batu.
Penanggungjawab Aksi Ayub Wuka menegaskan, aksi yang dilakukan datang dengan baik –baik namun mereka yang berada di Kantor Gubernur Papua Pegunungan menghadapi masa pendemo dengan kekuatan fisik. “Hari ini kita tidak menyerahkan aspirasi kepada PJ Gubernur Papua Pegunungan dan stafnya, kita juga belum memiliki DPRD Provinsi untuk menyampaikan aspirasi ini, sehingga kami menyampaikan aspirasi ini ditujukan kepada Mendagri Tito Karnavian,”bebernya
Ia menyatakan apa yang ditunjukan mahasiswa yang diserang sangat luar biasa, lantaran bisa menahan diri dalam situasi yang seperti itu. Meskipun dilempar oleh pihak –pihak yang ada dalam kantor gubernur Papua Pegunungan dan juga mendapat tembakan gas air mata namun tetap tidak melakukan perlawanan dan lebih memilih mundur.
“kita tidak bisa masuk dalam halaman Kantor Gubernur Papua Ppegunungan karena kami diintimidasi dengan aksi penyerangan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat namun masa aksi tak melakukan balasan,”bebernya.
Aksi pelemparan itu membuat kelompok mahasiswa ini bubar dan sempat melayangkan serangan balik dengan aksi yang sama, sehingga untuk melarai kedua kelompok Anggota Polres melepaskan Gas Air mata agar kelompok mahasiswa ini mundur agar bentrokan tidak meluas, dan berhasil memisahkan dua kelompok ini.
Sementara kelompok masyarakat yang melakukan penyerangan tetap berkumpul dalam Halaman Kantor Gubernur Papua pegunungan dengan membawa peralatan seperti busur dan anak panah.
Hal ini membangun pertanyaan bagi masyarakat yang melakukan aksi disaat Aparat kepolisian sedang menegaskan kepada warga untuk tak membawa alat tajam dalam kota wamena, namun dalam aksi penyerangan ini masa yang berada dalam kantor Gubernur seperti dibiarkan membawa alat tajam. (jo)
Reporter: Deni Tonjau
WAMENA – Aksi penyerangan sekelompok orang yang berada dalam kantor Gubernur Papua Pegunungan terhadap ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat dan Mahasiswa Peduli Pembangunan sangat disayangkan, lantaran demo dilakukan untuk kepentingan bersama namun ada penolakan dari masa yang pro bahkan dilakukan pelemparan dengan batu.
Penanggungjawab Aksi Ayub Wuka menegaskan, aksi yang dilakukan datang dengan baik –baik namun mereka yang berada di Kantor Gubernur Papua Pegunungan menghadapi masa pendemo dengan kekuatan fisik. “Hari ini kita tidak menyerahkan aspirasi kepada PJ Gubernur Papua Pegunungan dan stafnya, kita juga belum memiliki DPRD Provinsi untuk menyampaikan aspirasi ini, sehingga kami menyampaikan aspirasi ini ditujukan kepada Mendagri Tito Karnavian,”bebernya
Ia menyatakan apa yang ditunjukan mahasiswa yang diserang sangat luar biasa, lantaran bisa menahan diri dalam situasi yang seperti itu. Meskipun dilempar oleh pihak –pihak yang ada dalam kantor gubernur Papua Pegunungan dan juga mendapat tembakan gas air mata namun tetap tidak melakukan perlawanan dan lebih memilih mundur.
“kita tidak bisa masuk dalam halaman Kantor Gubernur Papua Ppegunungan karena kami diintimidasi dengan aksi penyerangan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat namun masa aksi tak melakukan balasan,”bebernya.
Aksi pelemparan itu membuat kelompok mahasiswa ini bubar dan sempat melayangkan serangan balik dengan aksi yang sama, sehingga untuk melarai kedua kelompok Anggota Polres melepaskan Gas Air mata agar kelompok mahasiswa ini mundur agar bentrokan tidak meluas, dan berhasil memisahkan dua kelompok ini.
Sementara kelompok masyarakat yang melakukan penyerangan tetap berkumpul dalam Halaman Kantor Gubernur Papua pegunungan dengan membawa peralatan seperti busur dan anak panah.
Hal ini membangun pertanyaan bagi masyarakat yang melakukan aksi disaat Aparat kepolisian sedang menegaskan kepada warga untuk tak membawa alat tajam dalam kota wamena, namun dalam aksi penyerangan ini masa yang berada dalam kantor Gubernur seperti dibiarkan membawa alat tajam. (jo)
Reporter: Deni Tonjau